Rabu, 01 Juni 2011

Pola pandang tak mengalami perubahan Cuma kemasan berganti haluan Dunia masih tetap yang dulu

Bila kita menyadari bahwa kehidupan itu tak abadi, kenapakah kita tak menerima kenyataan yang ada, bumi berputar searah jarum jam, berputar pada poros atmospir kehidupan, melaju kencang tak ada yang menghalang, seiring putaran seiring perubahan, jaman dimana manusia itu berada, terus meneruskan, merangkai mengikatkan, terjalin perubahan disana sini kearah poros kahidupan itu sendiri. Pola perubahan pola perbaikan membuka jendela hati kita, wawasan jauh kedepan, berpola pandang bertata nilai, hak untuk hidup yang layak, kita kenal hak azazi manusia, hak hidup hak berkehidupan, terangkat kesemua tatanan peradaban, sudah buming kita perdengarakan, dunia menginginkan manusia merasakan hakekat keberdaan, kasih menyertai dalam keberdaaanya. sungguh tak asing lagi kita perdengarkan.

Badan badan didirikan mercususar hak kebebasan dihidupkan, bermunculan, diberbagai sudut pandang, bangsa bangsa dunia mengalami eporia perubahan dalam memahami keberdaannya sebagai mahluk manusia di mulyakan, tentulah semua mendapat hak hidup yang sama. sudut pandang kehdiupan yang berdaur ulang itulah membuka lebar lebar keberdaan kita sebagai mahluk hidup yang sempurna.

Kesadaran untuk kasih mengasih, memulykan sesama bangsa itu wajib keberdaanya, karena hidup tak bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Ikatanlah yang bisa hidup kita bahagia, menjalin kasih diantara sesama, peta kesadaran kolektip dengan dibukanya, pasar global hibungan multilateral di jalin di antara sesame bangsa di bumi tercinta, Sungguh kedengaran yang menggembirakan, perubahan penghargaan atas kemanusian itu sendiri.

Tapi sayang baru kelembagaan mercusuar gaung didengarkan, belum bentuk gerakakan, belum ada dikenyataan, gaung dalam bentuk penyeruan, belum perlakuan rill dalam kehidupan, tak terasa keberdaanya, belum ada apklikasi di kehidupan, bergulir kebebasan berglir kemerdekaan.

Amanah amanah suci dinyatakan, bentuk pemaparan yang berganti kemasan, sebenarnya tetap masih bercokol tentang arus penguasaan, arus kekeuasan, menghianati kehidupan, teradisi lama yang tak pernah ada perubahan pada persoalan kehidupan itu sendiri, boleh anda saksikan kehidupan selama berlangsungnya peradaban, dari dulu sampai denga hari ini, arus keserakahn merajai kehidupan samapai denganhari masih tetap berlangsung, merasa paling benar, merasa paling suci keberdaannya di muka bumi sungguh kedurjanaan penghianatan akan arti kehidpan itu snediri.

kehidupan kesejahteraan hanya symbol symbol dari sang penguasa, untuk menguasai kahidupan itu sndiri, memperdaya yang lemah menguras kekayaan dengan judul kemanusian, kesejahteraan hanya symbol penguasa, memperkosa arti hidup itu sendiri, kesemena menaan dalam berkehidupan beratas namakan kemanusian, sungguh suatu penghianatan, menjelma dalam kehidpan nyata, atas nama bangsa penjajahan dilegalakan, peperangan atas nama kemanusian menjelma dalam kehidupan nyata,
Simbiosis kehidupan memutar balikan fakta artian hidup itu sendiri. Seiring perjalanan berkehidupan tak tarasa, alam memutarakan haluan dengan tampilan dan kemasan yang berbeda, sungguh ta,jub kejadian bila tak mengenali, sungguh kejadian yang berulang, dan terus berulang itulah fakta yang bisa kit rasakan di hari ini. Cuma tampilan dan pageularan yang kaya bertitian, bernlai tak ubahnya kebohongan berwajahkan titian nilai nilai, sungguh tak ada perubahan sama sekalipun dengan kehidupan yang tanpak nyata bissa kita saksikan kita rasakan, tetap hidup mencekam meraksuki kehidpan nyata.

Ada apakah dengan hari ini..:
kepastian tuhan kuasa berjalanya kehidupan



Cuma area tak jadi wujud nyata, Cuma titah tak ada tuah, tulisan tak ada kilasan tersandung dengan alam bayang berkehidupan itu sendiri, nyata hidup itu sulit kita benarkan,
titah dalam tuah tak jadi wujud nyata, tertutupi oleh bayang tak ada kesan, pesan tak ada arahan, tapi sebaliknya bayang jadi incaran dalam perebutan tahta kerajaan, sungguh jauh hidup berdampingan, saling memulyakan bakal jadi tampilan, apa yang ia rasakan apa yang ia pikirkan jauh dari harapan dikenyataan, masa yang akan datang malah semakin terperosok oleh napsu keserakahan. Hidup berdampingan saling kasih mengasih saling sayang menyayangi, itu hanya isapan jempol belaka.

Itulah artian dari titian nilai nilai yang tak pernah ada kesatuan, tak pernah ada kerukunan, tak pernah ada kepastian hidup berdampaingan saling memulyakan, kehidupan di bumi sungguh tak pernah bersatu, sebagaimana yang dikumandangkan dihari ini.. ada apakah dengan kenyataatan tuhan dari tititian nilai nilai yang sering kita dengarkan….


Cerita judul berjalan, sekenario jadi rujukan, pageularan nudi mainkan, berjalan dengan tujuan harapan dengan memulyakan, kepastian jadi rujukan, ketentuan jadi pegangan hidup dalam kehidupan, permaianan beratauran biar indah dan terksan, hidup itu adalah kesungguhan dari realitas secenario berjalan, tentulah hidup itu sungguh sulit kita mengertikan, nyata hidup adalah pageularan permaianan dari sekejul yang telah ditetapkan, tentulah tak akan lari dari secenario yang jadi ketetapan, pemain yang dimainkan, perjalanan yang dijalankan, tentulah kuasa sutradara pageularan jadi tampilan memacu cerita yang jadi ketetapan, dalam hidup itulah pageularan yang digeularkan pemaian yang dimaiankan, cerita yang jadi ketetapan, permainan yang jadi kepastian, berjalannya secenario dalam pageularan, tentulah kuasa ada dalam naskah cerita yang jadi kepastian, senyatanya hidup itu berjalan seperti itu, dari dulu hingga sekarang tak akan lepas dari cerita khidupan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar