Kau lihatkan kau pertunjukkan pameran keadikuasaan
dimanakah pertepian perhelaan manusia menepikan harapan
memasuki jantung kehidupan, memasuki dunia nyata,
dunia keabadian.
lorong panjang yang tak bertepi, celah terpaan meraksuki
kehidupan tak ada keindahan diraksuki mercusuar kebohongan
Ada apakah dengan kehidupan..? yang nyata nyata tak ber,artikan
sungguh usang kejadian, mencerai melukai kehidupan manusia yang tak berdosa
ada apakah dengan bumi ini,,? tak memperlihatkan kesejukkan
tak memperlihatkan kebaikan, sungguh keangkaramurkaan mencedrai kehiupan
kau pamerkan kau peerlihatkan kehancuran memahkotai kehidupan
mana bener dalam pemaparan, mana bener alam aisan sungguh sudah keterlaluan
alam dengan pengisinya seperti sudah tak ada kesepakatan
betapa keusangan meracuni kehidupan di alam Maya.
kau lihat disana sini kekejaman akan kemanusian
tak seindah dalam pemaparan, tak seindah dalam peraturan
titah titah ajaran lelluhur suci, dimanakah engkau berjalan
betapa alam tak memamerkan kecerian, berurai air mata
betapa kehancuran menusuk jantung kehidupan.
sungguh usang kau pertunjukkan tak ada lagi pilihan
menunggu kehancuran sasat berjalan sesaat lalu hilang
Rabu, 22 Juni 2011
Senin, 20 Juni 2011
Penantian di penghujung kehidupan
seribu kebisuan menghiasi diketinggian
wahai alam yang terpenjara dengan kebathilan
wahai alam yang tersesat dengan keadaan
dimankah wahai engkau tak memperlihatkan mihrab keagungn
masa berganti masa menunggu, hari berganti hari
tentulah keberkahan Ilahi robb dinanti disepnjang masa
masa menunggu lelah kurasakan perjanjian dimasa yang akan datang
datanglah datanglah,, segera menjemput aku kekangen sulit digantikan
dimankah wahai engkau, dimankah wahai sang pujangga menanti cukup lama
menanti dpenghujung nanti,.. sekarang kau mendekatkan perjanjian Iahi robb
datang dan datanglah.. menanti kepastian dipenghujung kehidupan
lelah lelah kuraskan. .. lelah kenyataan tak mungkinlah ada perubahan
masa berganti masa berlanjut mengakrabi kehidupan di masa yang akan datang
aku menanti dipenghujung kehidupan
wahai alam yang terpenjara dengan kebathilan
wahai alam yang tersesat dengan keadaan
dimankah wahai engkau tak memperlihatkan mihrab keagungn
masa berganti masa menunggu, hari berganti hari
tentulah keberkahan Ilahi robb dinanti disepnjang masa
masa menunggu lelah kurasakan perjanjian dimasa yang akan datang
datanglah datanglah,, segera menjemput aku kekangen sulit digantikan
dimankah wahai engkau, dimankah wahai sang pujangga menanti cukup lama
menanti dpenghujung nanti,.. sekarang kau mendekatkan perjanjian Iahi robb
datang dan datanglah.. menanti kepastian dipenghujung kehidupan
lelah lelah kuraskan. .. lelah kenyataan tak mungkinlah ada perubahan
masa berganti masa berlanjut mengakrabi kehidupan di masa yang akan datang
aku menanti dipenghujung kehidupan
Selintas gambaran, bayang keadaan pujangga memberitahukan
Saat kita dengar kumandang Magrib, saat itu pula semua menghadap
berarah pada masa berganti hari, menjelang malam melepas lelah
beristirahat layaknya masa beganti hari menanti esok yang ceria.
Pergulatan hari perhelaan masa berganti setiap hari.
begitupu pengisi bumi datang dan pergi silih berganti
perhelaan dimana orang sejenak melepas rasa lelah
kepenatan di seharian, bekerja tak mengenal kelelahan
Masa menunggu masa berganti dari sekian waktuku bumi teruslah berputer
mengitari porosnya, berjlan mengikuti irama alam yang berkembang
sejenak itu pula, manusia merindukan belaian kehangatan
dimankah wahai Tuan kegembiraan melepas kelelahan
dalam kurun waktuku yang berjalan seiring perkembangan
Dunia beradu adu semasa hayat tetap terkandung, apa yang diinginkan
dan apa yang diharapkan,, sungguh ku tak mengerti keberadaannya..
dikenyataan tak memberikan secercah kegembiraan..
Ada apakah dengan bumi yang tak menentu berganti disepanjang hari
disepnjang masa berganti tak ada bukti, tak ada mentari
menyiangi kehidupan disepanjang masa.
Ada apakah dengan bumi berputar tak ada henti,
mengarah tak jelasa yang kau pacu,
Ada apakah dengan bumi,.. mengais tak memberi mengharap tak tentu arah
sungguh misteri yang sulit kita mengerti, misteri tiada henti
pujangga bertitah, pujangga berharap berpetuah, selagi mau selagi ada
bekreasilah Manusia sebagaimana mahluk yang dimulyakan
dari totalitas mahluk seisi bumi raya, manusia adalah mahluk yang Mulya
menyertai seisi jagat raya, Mnusia mahluk yang dipercaya.
Tapai nyata kepercayan tak bertuah tak ada petuah hanya siratan
melintas tiap pagi dan petang yang tak pernah berjung
berharap banyak dengan cara hilap, menghias dengan cara yang buta
sungguh usang kejadian menimpa semesta Raya.
maka lihatlah disana sisi manusia jompng dengan keadaan,
jompang dengan penilaian, eksinstensi lupa daratan
Ada apakah engan pengisi alam raya bertautan tak ada kejelasan
kejelasan sebatas pemutar balikan,.. fakta tak ada perubahan
Dari hari kehari dari masa kemasa sulit dipercaya
perdaban tak memberkan harapan.. sebagaimana yang diimpikan
sebagaimana bumi di jadikan,.. untuk kesejahteraaan pengisi bumi itu sendiri
Umat manusia telah lupa bagaimanakah Ia terlahirkan
bagaimanakh Ia dilahirkan,.. tentulah dengan kasih sayang
menyertai kelahiran jabang bayi lahir ke bmi alam.
Kenapa Manusia lupa akan kelahiran, akan kebesaran berasal dari aisan
kasih sayang menyertai alam kelahiranya, kegembiraan menyertai kehadirannya
tentulah ini.. alam menyetai kegembiraan pegisinya
bahagia dengan kelahran, sejahtera kala dilairkan kasih sayang dalam dekapan
Sungguh usang kejadian yang manis tak berbeuh yang manis juga
alam seketika beruah kegaasan, alam berubah tak membahagiakan
pengisi bumi lupa daratan kegmbiraan tak meninggalkan kesan
porak poranda ditampilkan perebutan kekuasaan jadilah adean yang menegangkan
Mana tampilan yang mengesankan, mana tampilan yang terkesan
sungguh bumi murka dengan tingkah yang aneh,..
kehancuran melanda kehidupan,.. keidupan tercerai berai arus keserakahan,..
Sungguh tak tahu diri,.. Kaya tak akan lahir kembali
lihatalah disana sini, berganti kepemimpinan alam tak ada perubahan
cuma kemasan berlainan, dikedalaman sungguh usang awal terjadi
masih tetap seperti yang dulu, tahta masih jadi perebutan,
harta masih jadi dageulan pengagungan akan dunia tetap masih diaagungkan
Kemanakah alam akan di bawa, mnegitari keberlanjutan, hajat hidup kebanyakan manusia keberlangsungan, sanghyang kedewataan pujangga kebeneran,,
saat ini ditampilkan, permainan dewata kebesaran,
dewata keagungan sulit kita pertahankan,.. maka lihatlah
pertumpahan darah tak terelakan, kejadian alam tak terhindarkan
keributan masal mengakrabi kehidupan yang sekarang
tentulah mandat tuhan berjalan sebagaimana yang di titahkan.
resi suci memberitahukan,pujangga memberitahukan
dimana akan keberakhiran alam keberlangsungan
berarah pada masa berganti hari, menjelang malam melepas lelah
beristirahat layaknya masa beganti hari menanti esok yang ceria.
Pergulatan hari perhelaan masa berganti setiap hari.
begitupu pengisi bumi datang dan pergi silih berganti
perhelaan dimana orang sejenak melepas rasa lelah
kepenatan di seharian, bekerja tak mengenal kelelahan
Masa menunggu masa berganti dari sekian waktuku bumi teruslah berputer
mengitari porosnya, berjlan mengikuti irama alam yang berkembang
sejenak itu pula, manusia merindukan belaian kehangatan
dimankah wahai Tuan kegembiraan melepas kelelahan
dalam kurun waktuku yang berjalan seiring perkembangan
Dunia beradu adu semasa hayat tetap terkandung, apa yang diinginkan
dan apa yang diharapkan,, sungguh ku tak mengerti keberadaannya..
dikenyataan tak memberikan secercah kegembiraan..
Ada apakah dengan bumi yang tak menentu berganti disepanjang hari
disepnjang masa berganti tak ada bukti, tak ada mentari
menyiangi kehidupan disepanjang masa.
Ada apakah dengan bumi berputar tak ada henti,
mengarah tak jelasa yang kau pacu,
Ada apakah dengan bumi,.. mengais tak memberi mengharap tak tentu arah
sungguh misteri yang sulit kita mengerti, misteri tiada henti
pujangga bertitah, pujangga berharap berpetuah, selagi mau selagi ada
bekreasilah Manusia sebagaimana mahluk yang dimulyakan
dari totalitas mahluk seisi bumi raya, manusia adalah mahluk yang Mulya
menyertai seisi jagat raya, Mnusia mahluk yang dipercaya.
Tapai nyata kepercayan tak bertuah tak ada petuah hanya siratan
melintas tiap pagi dan petang yang tak pernah berjung
berharap banyak dengan cara hilap, menghias dengan cara yang buta
sungguh usang kejadian menimpa semesta Raya.
maka lihatlah disana sisi manusia jompng dengan keadaan,
jompang dengan penilaian, eksinstensi lupa daratan
Ada apakah engan pengisi alam raya bertautan tak ada kejelasan
kejelasan sebatas pemutar balikan,.. fakta tak ada perubahan
Dari hari kehari dari masa kemasa sulit dipercaya
perdaban tak memberkan harapan.. sebagaimana yang diimpikan
sebagaimana bumi di jadikan,.. untuk kesejahteraaan pengisi bumi itu sendiri
Umat manusia telah lupa bagaimanakah Ia terlahirkan
bagaimanakh Ia dilahirkan,.. tentulah dengan kasih sayang
menyertai kelahiran jabang bayi lahir ke bmi alam.
Kenapa Manusia lupa akan kelahiran, akan kebesaran berasal dari aisan
kasih sayang menyertai alam kelahiranya, kegembiraan menyertai kehadirannya
tentulah ini.. alam menyetai kegembiraan pegisinya
bahagia dengan kelahran, sejahtera kala dilairkan kasih sayang dalam dekapan
Sungguh usang kejadian yang manis tak berbeuh yang manis juga
alam seketika beruah kegaasan, alam berubah tak membahagiakan
pengisi bumi lupa daratan kegmbiraan tak meninggalkan kesan
porak poranda ditampilkan perebutan kekuasaan jadilah adean yang menegangkan
Mana tampilan yang mengesankan, mana tampilan yang terkesan
sungguh bumi murka dengan tingkah yang aneh,..
kehancuran melanda kehidupan,.. keidupan tercerai berai arus keserakahan,..
Sungguh tak tahu diri,.. Kaya tak akan lahir kembali
lihatalah disana sini, berganti kepemimpinan alam tak ada perubahan
cuma kemasan berlainan, dikedalaman sungguh usang awal terjadi
masih tetap seperti yang dulu, tahta masih jadi perebutan,
harta masih jadi dageulan pengagungan akan dunia tetap masih diaagungkan
Kemanakah alam akan di bawa, mnegitari keberlanjutan, hajat hidup kebanyakan manusia keberlangsungan, sanghyang kedewataan pujangga kebeneran,,
saat ini ditampilkan, permainan dewata kebesaran,
dewata keagungan sulit kita pertahankan,.. maka lihatlah
pertumpahan darah tak terelakan, kejadian alam tak terhindarkan
keributan masal mengakrabi kehidupan yang sekarang
tentulah mandat tuhan berjalan sebagaimana yang di titahkan.
resi suci memberitahukan,pujangga memberitahukan
dimana akan keberakhiran alam keberlangsungan
Rabu, 01 Juni 2011
Kualifikasi Hidup
Tertata terkelola, hidup adalah kebutuhan
Dalam pembelajaran tentulah harus ada keseriusan
Hidup kau hidupkan
Berjalan kau gerakkan
melihat dengan pandangan
memandang dengan terang
alunan kau dengarakan
nyanyian apresiasi perasaan
bersenadung mengungkapkan
apa yang dirasakan
Di sanalah kita berharap, bertumpu jalinan kasih sayang dalam menapaki menjejaki kehidupan nyata, hidup terkelola tertata dengan sempurna, adat istiadat mewadahi panorama alam dalam berkehidupan, kewibawaan manusia di atas segalanya. Saling kasih mengasihi, tak adalah perpecahan seirama dalam jalinan kehangatan saring memulyakan, betapa kenikmatan… bila jalinan kasih dalam dekapan..
perjalanan tentulah tujuan
yang kau gerakakan, alunan dari keinginan
keinginan apresiasi perasaan
rasa memayungi kehidupan
kiranya kita mengenal dengan perasaan, yang terungkap dan seiring kita katakana.
Betapa Ia terasa mnyakitkan, tak kenal persaan.
Dan begitupun dalam rasa, yang menyenangakan, dua alunan terus menghinggapi keberadaan di alam penrjalanan
bilakah kita berkeinginan
berwujud dalam gerakakn
gerakakan menyinari keinginan
harapan tentunya ada perubahan
dari dua arus yang berkembang, rasa pemandu arah hidup kedepan, panduan menjadikan pilihan, berpandangan, pergerakakan, agar kedepan hidup terjalin lebih baik lagi, langkah awal memulai, melangkah dengan pasti.
Dalam pembelajaran tentulah harus ada keseriusan
Hidup kau hidupkan
Berjalan kau gerakkan
melihat dengan pandangan
memandang dengan terang
alunan kau dengarakan
nyanyian apresiasi perasaan
bersenadung mengungkapkan
apa yang dirasakan
Di sanalah kita berharap, bertumpu jalinan kasih sayang dalam menapaki menjejaki kehidupan nyata, hidup terkelola tertata dengan sempurna, adat istiadat mewadahi panorama alam dalam berkehidupan, kewibawaan manusia di atas segalanya. Saling kasih mengasihi, tak adalah perpecahan seirama dalam jalinan kehangatan saring memulyakan, betapa kenikmatan… bila jalinan kasih dalam dekapan..
perjalanan tentulah tujuan
yang kau gerakakan, alunan dari keinginan
keinginan apresiasi perasaan
rasa memayungi kehidupan
kiranya kita mengenal dengan perasaan, yang terungkap dan seiring kita katakana.
Betapa Ia terasa mnyakitkan, tak kenal persaan.
Dan begitupun dalam rasa, yang menyenangakan, dua alunan terus menghinggapi keberadaan di alam penrjalanan
bilakah kita berkeinginan
berwujud dalam gerakakn
gerakakan menyinari keinginan
harapan tentunya ada perubahan
dari dua arus yang berkembang, rasa pemandu arah hidup kedepan, panduan menjadikan pilihan, berpandangan, pergerakakan, agar kedepan hidup terjalin lebih baik lagi, langkah awal memulai, melangkah dengan pasti.
Lalagayan di alam pamumbaraaan
Leumpang nyanewalakeun, permainan nu ngageularken,..
Pageularan kahirupan dina enggoning nyuprih karidoan pangeran, permainan nu dimainkeun, nyata hirup eta sorangan, lalagayan ngageularkeun ngamaksud eta tujuan, ngageular make ugaran, ugaran kiwari geular di bumi alam, ngan hanyakal loba kalolobaan manusa teu apal hakekat pageularan.
Ngudag ngudag kahayang ku teu make pikiran, ugaran teu jadi rujukan,.. katinggal dina kaayaan napakeun eta kahirupan, ninggal dunya acak acakan, eweuh kabeuneran, ari bener paributan, diaraku di dengung dengungkeun, kitu nyata eta bener kur sakadar pangakuan nu jauh dina pilampahan, leumpang papalimpang nuju salah nincakeun harepan, najan aya ugaran ngalengkah nu teu jelas tujuan, pilampahan nyukcruk jalur udagan jauh kana maksud tujuan, pageularan loba loba kasalahan.
Poho kana kampung harepan, akherat kur sabatas cacaritaan, eweuh nu nuju dina eta pilampahah, sakadar jadi dageulan jang ngudag ngudag pangagungan, panyanjungan martabat kahinaan geularna kabohongan, jauh naon nu jadi kabutuhan dina diri nu karandapan, nu dirasa teu matak ngabagyakeun, nyata nyata dina lelembutan, peta kalur dina diri teu bisa dibenerkeun.
Kitu nyata kahirupan pasalimpangan, teu netepken kana eta lelembutan, nu teu dibenerkeun kupamadegan dina eta pasejaan, tetenjoan kabodoan milampahan nu jauh dina sawangan, eta jadi pangagungan, bari nyata nu diseja teu matak nyugemakeun, kaagungan salah napsirkeun, kahirupan nu jadi panyalindungan teu matak ngagenahkeun, ngan kur jiga jauh kana enya, kitu peta prilaku manusa nu teu make paleunggeuran,.
Kiwari mangsana rame, kaulinan jadi kawajiban, kapastian jadi tongtonan, kaulinan jadi katangtuan, nincakeun kahiruapan teu make lelembutan, jauh kana ugaran nu nyampak dina arti hirup sorangan. Ari pangakuan manusa mahluk anu beradab, dina enggoning hirupna make kamulyaan, malah mah ku maranehna di pake tetekon dina enggoning napakeun eta kahirupan, kayakinan dina enggoning lalagayan di ieu alam, tapi nyata tetekon kur jadi alat ka ulinan, menangkeun pakaya rejeung jabatan dina nyungsi eta hirupna.
Alam pileumpangan alam paanjangan, ngudag nyuprih kampong harepan, nyata hirup aya tungtungan, ngageular aya batasan, tutup umur pangangeusan ngaakhiri kahirupan, nu nyata eta katangtuan teu benang di halangan, aya di ayakeun eweuh di eweuhkeun kur sabats kitu eta perjalanan awak awaken nu kumalandang di ieu alam.
Apal ku apalna ku teu jadi perubahan, teu jadi yakinan, ngaleumpangkeun peta dirina, kitu nyata hirup ayana ti awal berdirina tepi akhir ayana eta kahirupanna.
Kaayaan teu ngarobah tujuan, kanyataan teu ngarobah pilampahan,. nuju kampong harepan, nyata dunya tetep kitu hakna, eweuh kepastian eweuh perubahan. diawal ngadeg dijieun ieu kahirupan, manusa ngudag ngudag kahirupan dina alam nu aya batasan, kitu peta kabododoan teu rejeung make aturan, ngudag ngudag kaapesan mopohokeun pangbalikan, nyata pasejaan teu gampang dina nyatana, teu asal dijieun, kur nu bener bener khusu menangkeun pangkat kaningratan dewana kamanusian.
Kitu nyatana kahirupan ngudag ngudag kampung harepan, teu gampang dina netepkeun kahayangna, tarekah teguh dina milampahna, paguluweta rejeung nusamar dina eta alamna, kahinaan manjing netepkeun hirupna.
Kaapesan nu matak ti deuha eta manahna, nalangsa dina hirupna, ngudaag ngudag hawa napsu nu eweuh akhirna, hariwang sumoreang, nitibanan kahirupan, dimana hirup ngudag ngudag lamunan, samangsa sacarita, lalagayan nu teu make kajelasan.
hirup teu panggih rejeung kahirupanna, hirup teu panggih rejeung nu sajatina, kitu nyatana kaunggeul dina salasawios kitab, dawuhna pangeran, Saeutik pisan Jalma nu sujud syukur ka kami, kiwari manusa kitu ngaleuyana, matak hese usik di alamana, tapi kitu buktina eta alam panujuan saeutik nu hayangna,
Pangangeusan pangulinan kiwari surup waktuna, moal lami deui ditutup ku manteuna, alam pangbalikan alam pangangeusan kiwari geus munculkeun dina eta alamna, rupi sareng sanes kanten tos katinggal bruk brak di ieu alam, bermunculan ngageularkeun, nu teu kapikir sa teuacanna, boh alamna boh pangeusina kiwari naringalikeun, mere hobaran nguningakeun yen alam kiwari panungtungan. rek ditutup pageularan pangulinan kahirupan, nu kiwari rek munculkeu alam nu geus di caritakeun alam pangbalkan alam pangangeusan alam kaabadian kampong harepan, kiwari eukeur leumpang nuju akhir kahirupan, nyampurnakeun pileumpangan nu geus jadi katangtuan.
Pageularan kahirupan dina enggoning nyuprih karidoan pangeran, permainan nu dimainkeun, nyata hirup eta sorangan, lalagayan ngageularkeun ngamaksud eta tujuan, ngageular make ugaran, ugaran kiwari geular di bumi alam, ngan hanyakal loba kalolobaan manusa teu apal hakekat pageularan.
Ngudag ngudag kahayang ku teu make pikiran, ugaran teu jadi rujukan,.. katinggal dina kaayaan napakeun eta kahirupan, ninggal dunya acak acakan, eweuh kabeuneran, ari bener paributan, diaraku di dengung dengungkeun, kitu nyata eta bener kur sakadar pangakuan nu jauh dina pilampahan, leumpang papalimpang nuju salah nincakeun harepan, najan aya ugaran ngalengkah nu teu jelas tujuan, pilampahan nyukcruk jalur udagan jauh kana maksud tujuan, pageularan loba loba kasalahan.
Poho kana kampung harepan, akherat kur sabatas cacaritaan, eweuh nu nuju dina eta pilampahah, sakadar jadi dageulan jang ngudag ngudag pangagungan, panyanjungan martabat kahinaan geularna kabohongan, jauh naon nu jadi kabutuhan dina diri nu karandapan, nu dirasa teu matak ngabagyakeun, nyata nyata dina lelembutan, peta kalur dina diri teu bisa dibenerkeun.
Kitu nyata kahirupan pasalimpangan, teu netepken kana eta lelembutan, nu teu dibenerkeun kupamadegan dina eta pasejaan, tetenjoan kabodoan milampahan nu jauh dina sawangan, eta jadi pangagungan, bari nyata nu diseja teu matak nyugemakeun, kaagungan salah napsirkeun, kahirupan nu jadi panyalindungan teu matak ngagenahkeun, ngan kur jiga jauh kana enya, kitu peta prilaku manusa nu teu make paleunggeuran,.
Kiwari mangsana rame, kaulinan jadi kawajiban, kapastian jadi tongtonan, kaulinan jadi katangtuan, nincakeun kahiruapan teu make lelembutan, jauh kana ugaran nu nyampak dina arti hirup sorangan. Ari pangakuan manusa mahluk anu beradab, dina enggoning hirupna make kamulyaan, malah mah ku maranehna di pake tetekon dina enggoning napakeun eta kahirupan, kayakinan dina enggoning lalagayan di ieu alam, tapi nyata tetekon kur jadi alat ka ulinan, menangkeun pakaya rejeung jabatan dina nyungsi eta hirupna.
Alam pileumpangan alam paanjangan, ngudag nyuprih kampong harepan, nyata hirup aya tungtungan, ngageular aya batasan, tutup umur pangangeusan ngaakhiri kahirupan, nu nyata eta katangtuan teu benang di halangan, aya di ayakeun eweuh di eweuhkeun kur sabats kitu eta perjalanan awak awaken nu kumalandang di ieu alam.
Apal ku apalna ku teu jadi perubahan, teu jadi yakinan, ngaleumpangkeun peta dirina, kitu nyata hirup ayana ti awal berdirina tepi akhir ayana eta kahirupanna.
Kaayaan teu ngarobah tujuan, kanyataan teu ngarobah pilampahan,. nuju kampong harepan, nyata dunya tetep kitu hakna, eweuh kepastian eweuh perubahan. diawal ngadeg dijieun ieu kahirupan, manusa ngudag ngudag kahirupan dina alam nu aya batasan, kitu peta kabododoan teu rejeung make aturan, ngudag ngudag kaapesan mopohokeun pangbalikan, nyata pasejaan teu gampang dina nyatana, teu asal dijieun, kur nu bener bener khusu menangkeun pangkat kaningratan dewana kamanusian.
Kitu nyatana kahirupan ngudag ngudag kampung harepan, teu gampang dina netepkeun kahayangna, tarekah teguh dina milampahna, paguluweta rejeung nusamar dina eta alamna, kahinaan manjing netepkeun hirupna.
Kaapesan nu matak ti deuha eta manahna, nalangsa dina hirupna, ngudaag ngudag hawa napsu nu eweuh akhirna, hariwang sumoreang, nitibanan kahirupan, dimana hirup ngudag ngudag lamunan, samangsa sacarita, lalagayan nu teu make kajelasan.
hirup teu panggih rejeung kahirupanna, hirup teu panggih rejeung nu sajatina, kitu nyatana kaunggeul dina salasawios kitab, dawuhna pangeran, Saeutik pisan Jalma nu sujud syukur ka kami, kiwari manusa kitu ngaleuyana, matak hese usik di alamana, tapi kitu buktina eta alam panujuan saeutik nu hayangna,
Pangangeusan pangulinan kiwari surup waktuna, moal lami deui ditutup ku manteuna, alam pangbalikan alam pangangeusan kiwari geus munculkeun dina eta alamna, rupi sareng sanes kanten tos katinggal bruk brak di ieu alam, bermunculan ngageularkeun, nu teu kapikir sa teuacanna, boh alamna boh pangeusina kiwari naringalikeun, mere hobaran nguningakeun yen alam kiwari panungtungan. rek ditutup pageularan pangulinan kahirupan, nu kiwari rek munculkeu alam nu geus di caritakeun alam pangbalkan alam pangangeusan alam kaabadian kampong harepan, kiwari eukeur leumpang nuju akhir kahirupan, nyampurnakeun pileumpangan nu geus jadi katangtuan.
Pola pandang tak mengalami perubahan Cuma kemasan berganti haluan Dunia masih tetap yang dulu
Bila kita menyadari bahwa kehidupan itu tak abadi, kenapakah kita tak menerima kenyataan yang ada, bumi berputar searah jarum jam, berputar pada poros atmospir kehidupan, melaju kencang tak ada yang menghalang, seiring putaran seiring perubahan, jaman dimana manusia itu berada, terus meneruskan, merangkai mengikatkan, terjalin perubahan disana sini kearah poros kahidupan itu sendiri. Pola perubahan pola perbaikan membuka jendela hati kita, wawasan jauh kedepan, berpola pandang bertata nilai, hak untuk hidup yang layak, kita kenal hak azazi manusia, hak hidup hak berkehidupan, terangkat kesemua tatanan peradaban, sudah buming kita perdengarakan, dunia menginginkan manusia merasakan hakekat keberdaan, kasih menyertai dalam keberdaaanya. sungguh tak asing lagi kita perdengarkan.
Badan badan didirikan mercususar hak kebebasan dihidupkan, bermunculan, diberbagai sudut pandang, bangsa bangsa dunia mengalami eporia perubahan dalam memahami keberdaannya sebagai mahluk manusia di mulyakan, tentulah semua mendapat hak hidup yang sama. sudut pandang kehdiupan yang berdaur ulang itulah membuka lebar lebar keberdaan kita sebagai mahluk hidup yang sempurna.
Kesadaran untuk kasih mengasih, memulykan sesama bangsa itu wajib keberdaanya, karena hidup tak bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Ikatanlah yang bisa hidup kita bahagia, menjalin kasih diantara sesama, peta kesadaran kolektip dengan dibukanya, pasar global hibungan multilateral di jalin di antara sesame bangsa di bumi tercinta, Sungguh kedengaran yang menggembirakan, perubahan penghargaan atas kemanusian itu sendiri.
Tapi sayang baru kelembagaan mercusuar gaung didengarkan, belum bentuk gerakakan, belum ada dikenyataan, gaung dalam bentuk penyeruan, belum perlakuan rill dalam kehidupan, tak terasa keberdaanya, belum ada apklikasi di kehidupan, bergulir kebebasan berglir kemerdekaan.
Amanah amanah suci dinyatakan, bentuk pemaparan yang berganti kemasan, sebenarnya tetap masih bercokol tentang arus penguasaan, arus kekeuasan, menghianati kehidupan, teradisi lama yang tak pernah ada perubahan pada persoalan kehidupan itu sendiri, boleh anda saksikan kehidupan selama berlangsungnya peradaban, dari dulu sampai denga hari ini, arus keserakahn merajai kehidupan samapai denganhari masih tetap berlangsung, merasa paling benar, merasa paling suci keberdaannya di muka bumi sungguh kedurjanaan penghianatan akan arti kehidpan itu snediri.
kehidupan kesejahteraan hanya symbol symbol dari sang penguasa, untuk menguasai kahidupan itu sndiri, memperdaya yang lemah menguras kekayaan dengan judul kemanusian, kesejahteraan hanya symbol penguasa, memperkosa arti hidup itu sendiri, kesemena menaan dalam berkehidupan beratas namakan kemanusian, sungguh suatu penghianatan, menjelma dalam kehidpan nyata, atas nama bangsa penjajahan dilegalakan, peperangan atas nama kemanusian menjelma dalam kehidupan nyata,
Simbiosis kehidupan memutar balikan fakta artian hidup itu sendiri. Seiring perjalanan berkehidupan tak tarasa, alam memutarakan haluan dengan tampilan dan kemasan yang berbeda, sungguh ta,jub kejadian bila tak mengenali, sungguh kejadian yang berulang, dan terus berulang itulah fakta yang bisa kit rasakan di hari ini. Cuma tampilan dan pageularan yang kaya bertitian, bernlai tak ubahnya kebohongan berwajahkan titian nilai nilai, sungguh tak ada perubahan sama sekalipun dengan kehidupan yang tanpak nyata bissa kita saksikan kita rasakan, tetap hidup mencekam meraksuki kehidpan nyata.
Ada apakah dengan hari ini..:
kepastian tuhan kuasa berjalanya kehidupan
Cuma area tak jadi wujud nyata, Cuma titah tak ada tuah, tulisan tak ada kilasan tersandung dengan alam bayang berkehidupan itu sendiri, nyata hidup itu sulit kita benarkan,
titah dalam tuah tak jadi wujud nyata, tertutupi oleh bayang tak ada kesan, pesan tak ada arahan, tapi sebaliknya bayang jadi incaran dalam perebutan tahta kerajaan, sungguh jauh hidup berdampingan, saling memulyakan bakal jadi tampilan, apa yang ia rasakan apa yang ia pikirkan jauh dari harapan dikenyataan, masa yang akan datang malah semakin terperosok oleh napsu keserakahan. Hidup berdampingan saling kasih mengasih saling sayang menyayangi, itu hanya isapan jempol belaka.
Itulah artian dari titian nilai nilai yang tak pernah ada kesatuan, tak pernah ada kerukunan, tak pernah ada kepastian hidup berdampaingan saling memulyakan, kehidupan di bumi sungguh tak pernah bersatu, sebagaimana yang dikumandangkan dihari ini.. ada apakah dengan kenyataatan tuhan dari tititian nilai nilai yang sering kita dengarkan….
Cerita judul berjalan, sekenario jadi rujukan, pageularan nudi mainkan, berjalan dengan tujuan harapan dengan memulyakan, kepastian jadi rujukan, ketentuan jadi pegangan hidup dalam kehidupan, permaianan beratauran biar indah dan terksan, hidup itu adalah kesungguhan dari realitas secenario berjalan, tentulah hidup itu sungguh sulit kita mengertikan, nyata hidup adalah pageularan permaianan dari sekejul yang telah ditetapkan, tentulah tak akan lari dari secenario yang jadi ketetapan, pemain yang dimainkan, perjalanan yang dijalankan, tentulah kuasa sutradara pageularan jadi tampilan memacu cerita yang jadi ketetapan, dalam hidup itulah pageularan yang digeularkan pemaian yang dimaiankan, cerita yang jadi ketetapan, permainan yang jadi kepastian, berjalannya secenario dalam pageularan, tentulah kuasa ada dalam naskah cerita yang jadi kepastian, senyatanya hidup itu berjalan seperti itu, dari dulu hingga sekarang tak akan lepas dari cerita khidupan itu sendiri.
Badan badan didirikan mercususar hak kebebasan dihidupkan, bermunculan, diberbagai sudut pandang, bangsa bangsa dunia mengalami eporia perubahan dalam memahami keberdaannya sebagai mahluk manusia di mulyakan, tentulah semua mendapat hak hidup yang sama. sudut pandang kehdiupan yang berdaur ulang itulah membuka lebar lebar keberdaan kita sebagai mahluk hidup yang sempurna.
Kesadaran untuk kasih mengasih, memulykan sesama bangsa itu wajib keberdaanya, karena hidup tak bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Ikatanlah yang bisa hidup kita bahagia, menjalin kasih diantara sesama, peta kesadaran kolektip dengan dibukanya, pasar global hibungan multilateral di jalin di antara sesame bangsa di bumi tercinta, Sungguh kedengaran yang menggembirakan, perubahan penghargaan atas kemanusian itu sendiri.
Tapi sayang baru kelembagaan mercusuar gaung didengarkan, belum bentuk gerakakan, belum ada dikenyataan, gaung dalam bentuk penyeruan, belum perlakuan rill dalam kehidupan, tak terasa keberdaanya, belum ada apklikasi di kehidupan, bergulir kebebasan berglir kemerdekaan.
Amanah amanah suci dinyatakan, bentuk pemaparan yang berganti kemasan, sebenarnya tetap masih bercokol tentang arus penguasaan, arus kekeuasan, menghianati kehidupan, teradisi lama yang tak pernah ada perubahan pada persoalan kehidupan itu sendiri, boleh anda saksikan kehidupan selama berlangsungnya peradaban, dari dulu sampai denga hari ini, arus keserakahn merajai kehidupan samapai denganhari masih tetap berlangsung, merasa paling benar, merasa paling suci keberdaannya di muka bumi sungguh kedurjanaan penghianatan akan arti kehidpan itu snediri.
kehidupan kesejahteraan hanya symbol symbol dari sang penguasa, untuk menguasai kahidupan itu sndiri, memperdaya yang lemah menguras kekayaan dengan judul kemanusian, kesejahteraan hanya symbol penguasa, memperkosa arti hidup itu sendiri, kesemena menaan dalam berkehidupan beratas namakan kemanusian, sungguh suatu penghianatan, menjelma dalam kehidpan nyata, atas nama bangsa penjajahan dilegalakan, peperangan atas nama kemanusian menjelma dalam kehidupan nyata,
Simbiosis kehidupan memutar balikan fakta artian hidup itu sendiri. Seiring perjalanan berkehidupan tak tarasa, alam memutarakan haluan dengan tampilan dan kemasan yang berbeda, sungguh ta,jub kejadian bila tak mengenali, sungguh kejadian yang berulang, dan terus berulang itulah fakta yang bisa kit rasakan di hari ini. Cuma tampilan dan pageularan yang kaya bertitian, bernlai tak ubahnya kebohongan berwajahkan titian nilai nilai, sungguh tak ada perubahan sama sekalipun dengan kehidupan yang tanpak nyata bissa kita saksikan kita rasakan, tetap hidup mencekam meraksuki kehidpan nyata.
Ada apakah dengan hari ini..:
kepastian tuhan kuasa berjalanya kehidupan
Cuma area tak jadi wujud nyata, Cuma titah tak ada tuah, tulisan tak ada kilasan tersandung dengan alam bayang berkehidupan itu sendiri, nyata hidup itu sulit kita benarkan,
titah dalam tuah tak jadi wujud nyata, tertutupi oleh bayang tak ada kesan, pesan tak ada arahan, tapi sebaliknya bayang jadi incaran dalam perebutan tahta kerajaan, sungguh jauh hidup berdampingan, saling memulyakan bakal jadi tampilan, apa yang ia rasakan apa yang ia pikirkan jauh dari harapan dikenyataan, masa yang akan datang malah semakin terperosok oleh napsu keserakahan. Hidup berdampingan saling kasih mengasih saling sayang menyayangi, itu hanya isapan jempol belaka.
Itulah artian dari titian nilai nilai yang tak pernah ada kesatuan, tak pernah ada kerukunan, tak pernah ada kepastian hidup berdampaingan saling memulyakan, kehidupan di bumi sungguh tak pernah bersatu, sebagaimana yang dikumandangkan dihari ini.. ada apakah dengan kenyataatan tuhan dari tititian nilai nilai yang sering kita dengarkan….
Cerita judul berjalan, sekenario jadi rujukan, pageularan nudi mainkan, berjalan dengan tujuan harapan dengan memulyakan, kepastian jadi rujukan, ketentuan jadi pegangan hidup dalam kehidupan, permaianan beratauran biar indah dan terksan, hidup itu adalah kesungguhan dari realitas secenario berjalan, tentulah hidup itu sungguh sulit kita mengertikan, nyata hidup adalah pageularan permaianan dari sekejul yang telah ditetapkan, tentulah tak akan lari dari secenario yang jadi ketetapan, pemain yang dimainkan, perjalanan yang dijalankan, tentulah kuasa sutradara pageularan jadi tampilan memacu cerita yang jadi ketetapan, dalam hidup itulah pageularan yang digeularkan pemaian yang dimaiankan, cerita yang jadi ketetapan, permainan yang jadi kepastian, berjalannya secenario dalam pageularan, tentulah kuasa ada dalam naskah cerita yang jadi kepastian, senyatanya hidup itu berjalan seperti itu, dari dulu hingga sekarang tak akan lepas dari cerita khidupan itu sendiri.
Renungan Kenyataan Kehidupan di abad ini
Apalah arti hidup bila tak mengenyam kebebasan, tak ada kemerdekaan ..
Mencekam menakutkan, peperangan arus keserakahan, mellukai perasaan… sulit dibayangkan, tak ada kenyamanan, penderitaan mengilhami berkehidupan itu sendiri,…
Perpecahan meraksuki kehidupan nyata. Tentulah suasana tersebut tak bisa kita biarkan, kenyataan menghianati arti kehidupan. Alasan apapun penjajahan tak bisa dibenarkan, kehidupan adalah kebebasan hak hidup setiap orang, hidup adalah kemulyaan, hidup adalah kebebasan, hidup adalah untain jalinan kasih, sama kedududkan dimata tuhan,
tak ada yang lebih dan yang kurang, punya hak yang sama, kemerdekaan tak bisa ditawar tawar lagi, berkehidupan berkebangsaan sungguh suatu anugrah Tuhan.
Nyaman menyenangakan terjadi aisan yang saling menguntungkan, hak dimiliki oleh seluruh umat manusia, dalam tataran berkehidupan, menghirup udara kebebasan, melepas kepenatan berjalan dengan luas pandang, bebas melangkah, kepastian dengan tujuan, karya cipata keagungan tuhan, keadiluhungan rasa yang dimiliki, sebagai bekal sejati mahluk yang namanya Manusia.
Sungguh suatu anugrah manusia dengan cipataanya yang maha sempurna. disanalah kehidupan tercipta keserasian harmonis menyertai kehidupan manusia itu sendiri.
Menghirup udara lepas, kebebasan menentukan arah pandang, bergerak sebebas burung terbang mengepakakan sayap, menjulang di ketinggian, melayang dengan nyanyian, kebebasan memulyakan alunan kehidupan, melangkah dengan kepastian kedamaian jadilah berkehidupan, seiring tarian nyanyian dawai tuhan.
Namaun sayang impian tak seindah dalam bayang di kenyataan, keterpurukan yang membelenggu kehidupan, tak ubahnya burung yang berjuang keluar dari sangkarnya, tak berdaya tak ada tenaga, berjuang melepaskan ikatan ikatan jeruji kenistaan, keterpurukan yang membelenggu umat manusia selama ini.
Perlu di perjuangakan sebagaimana layaknya hak hidup adalah anugrah tuhan, perlu pengorbanan memperjuangkan hak berkehidupan, namun nyata kehidupan tak berpihak pada artian berkehidupan sebagai hak hidup yang harus dijunjung tinggi. kebenaran yang hakiki mewarnai perjalanan panjang memperjuangakan hak berkehidupan,. area mewarnai panorama megahiasi bumi, berjalan teramat panjang, memiliki memahkotai kehidupan yang menyenangkan.
perjuangan tentang kemanusian sudah berabad abad lamanya, tak terbilang masanya tak terbilang waktunya, sungguh suatu teragedi mengenaskan, hingga sekarang kebenaran tentang harkar derajat berkhidupan tetaplah masih seperti itu. Tak memperlihatkan perubahan, Cuma berlaian kemasan, cerita dalam pageularan sungguh itu terjadi semnjak bumi ini berdiri hingga sekarang, keberadaanya masih seperti ini.
Kepemilikian rasa nyaman dalam berkehidupan, tak segampang membalikan tangan, terbalik dengan keagungan rasa dari kehidupan, kemilikan kesenangan dengan merampas hak hidup orang, ini yang jadi tamplan, sungguh kenistaan memasuki hamparan kehidupan di bumi Ibu Pertiwi, sungguh mengerikan, mengenaskan, terjadi melingkupi arti dari kehidupan itu sendiri, sungguh kejadian bercerita memunculkan dunia yang mencekam, ke asal negri ini didirikan, cerai berai kehidupan, peperangan mengejar tahta dan kedudukan, harta jadi pegangan sungguh cerita memunculkan wajah lamanya,. Tak tahulah apa yang terjadi… dengan negri ini..
.
Penindasan pemerkosaan hak hidup dengan cara cara yang berapliasi dengan kebenran kebenaran normatip, bentuk dan kejadian cukup gersang mencekam berbagai teragedi cukup mengenaskan, peperangan laku laku Amoral menghinggapi keadaan, teragedi kemanusian terpapar disetiap hamparan
Berbagai penindasan, pemerasan, terjadi pada lembaga lembaga yang terhormat, sungguh menyedihkan, korupsi mewabah pada berbagai unsur pengayoman, unsur pelayanan, birokrasi ketatanegaraan, unsure unsur pemerintahan, budaya penghianatan tak mengenal area, sungguh tak ada kenyamnan dalam kehidupan, sungguh tak ada sejukan bila kita dengarkan, suram pandang hidup terasa mencekam.
Pemenuhan kebutuhun dengan cara cara penghianatan, akan hakiki kehidupan itu sendiri, sungguh sudah jauh dari tujuan negara diberdirikan, sunguh sudah jauh dari penamaan arti dari kata ketatanegaraan dan pemerintahan,
Wacana di dengungkan, berbagai area dipertunjukkan, berbagai metode dibeberkan tapi nyata kebenaran tak kunjung datang,.
Apakah yang membuat manusia berbuat seperti itu..? orang berkata dikarenakan manusia tak lepas dari nista dan dosa, ada lagi yang berkata manusia tak akan lepas dari hawa dan napsu, yang merasuki ingin memiliki, napsu keluar dari cara yang dibenarkan.
kenapa seperti itu.? Pemenuhan kebutuhan dengan melukai perasaan, pergerakakan dengan menyakiti sesama, tentulah ini melukai kehidupan itu sendiri.
Perubahan pola pandang manusia melupakan tuhan, asal awal keberadaan tentulah kasih sayang, memunculkan kehidupan, kenapa kemunculan tak jadi pegangan terlahir ke bumi alam, bilakah kita lupa asal awal keberadaan, disanalah kebendaan akan jadi pemujaan, keserakahan mewarnai kehidupan.
Alam bergerak pada wujud yang nyata, capital jadi pegangan, tahta jadi agungan, realitas itu yang jadi ciri manusia berada di abad ini, semua serba kemegahan harta jadi incaran tahta jadi agungan, disanalah martabat kehidupan jadi terhinakan, ketetapan pengingkaran akan keberdaan manusia dihancurkan, disanalah hak hidup ditempatkan, kehidupan asumsi kesenagan, capital melingkupi keadaan manusia di abad ini.
Dunia terbalik dengan kenyataan, hak hidup sebagai manusia itu sama, saling puja saling kasih mengasihi sebagai mana dia berasal dan Ia dilahirkan, kenapa sekarang rasa itu hilang di keberadaan, anugrah terjajahakan karunia dihilangkan, dengan glamournya dunia kemegahan dijadikan pemujaan, berkehidupan tak ada ketenangan, suasana kebathinan di cekam ketakutan, arus mencekam di setiap keberadaan, saling terkam sesame mahluk tuhan, sunguh sudah seperti hewan. Disanalah moral bangsa sekarang ditempatkan.
Sungguh tak asing lagi, makna kehidupan tercarut marut dengan noda dan kenistaan, area kekeayaan dengan mengeruk kekayaan dengan sebesar besarnya, disanalah teragedi memilukan menghantui kehidupan, penapsiran yang jauh dari kebenaran.
Sungguh tak ada artinya, ketika kemerdekaan tak mengenyam keberdaaanya, apalah arti kemrdekaan yang sering kita dengungkan dengungkan, bila keberdaanya belum terasa. Perubahan apa yang kita harapakan dari keberdaaan bangsa ini.? kata kemerdekaan, kata dari kebebasan, tujuan kemulyaan, mensejahtrakan kehidupan, apalakah arti dari semua itu.. kata tak ada makna, .. kata tak berarti.. tak berurai di kehdiupan nyata.
Makna hidup di telantarkan, arti hidup tak terurai sungguh suatu kejahatan, bertuan tak ada tuah, kata tak berarti apa apa, tak ada perubahan sama sekali, rakyat terus dicekam ketakutan, kemiskinan merajai kehidupannya, berhaluan berubah pandang, penjajahan berlainan orang, berlainan kemasan, hakekatnya sama penindasan kehidupan, Cuma kepidahan tangan , penjajahan oleh bangsanya sendiri, tentulah sama bila arti tak berubah sama sekali, kesejahteraan sebagaimana di mandatkan, seluruh umat manusia di muka bumi.
Material jadi sumber kemunculan, penghancuran kehidupan terpampang dalam hamparan, berpandang sempit bermahkotakan si raja hutan, tentulah ini jadi problematic kehidupan dari jaman ke jaman, perdaban manusia sampai dengan sekarang, tentulah keserakahan mewarnai kehidupan itu sendiri. Memandang manusia tidaklah utuh sebagaimana keberdaannya, hanya wujud dan bukan perwujudan dari manakah Ia terlhirkan,..? dari kelahiran ia nyatakan, dalam buaian kasih sayang, ia jadi perwujudan, manusia sama terlahir seperti itu, sama terlahir dari aisan kasih saying.
Nilai nilai universal sebagaiman layaknya hak hidup dalam keberdaannya, manusia terlahir kholipah kemuka bumi, punya harkat punya kehormatan, kewibawaan, tentulah itu cita rasa yang agung, ragawi yang utuh, sebagaimana adanya, semua itu tetap sama tak ada yang berbeda.
Kebebasan dengan mengikat hak kehidupan, hidup salah menapsirkan, kebebasan jeratan kemerdekaan denga ikatan, memacu adrenalin keserrakahan serperti inlah kenyataan yang terjhadi tak ubahnya maaa lampau tetap kerangka wujud jadi symbol Tuhan..yang dijadikan masih jadi kejaran, kematian masih jadi dageulan dalam hidup masih kuat teragedi kemanusian tetap dan tak pernah surut dari kehidpan Cuma kemasan yang berlainan Cuma cara dan literature yang berbeda tujuan tetap kebendaan masih jadi tuhan.
Keadan semakin tak karuan jompng dengan keadaan, bumi tak bertuan, terisi dengan manusia manusia kebendaan menghancurkan hak kehdipuan masih terjadi sebagaman masa sebelumnya, sungguh manusia tak punya perasaan tak adakepekaan masa lalu mengilhami di masa yang sekarang.
Itu;ah kilasan bumi denga kenyatan makna kebebasan melulu dengankebendaan sungguh tak ada kenikmatan menatap masa depan bila artain kehidpan masih teragedi yang memilukan.
Mencekam menakutkan, peperangan arus keserakahan, mellukai perasaan… sulit dibayangkan, tak ada kenyamanan, penderitaan mengilhami berkehidupan itu sendiri,…
Perpecahan meraksuki kehidupan nyata. Tentulah suasana tersebut tak bisa kita biarkan, kenyataan menghianati arti kehidupan. Alasan apapun penjajahan tak bisa dibenarkan, kehidupan adalah kebebasan hak hidup setiap orang, hidup adalah kemulyaan, hidup adalah kebebasan, hidup adalah untain jalinan kasih, sama kedududkan dimata tuhan,
tak ada yang lebih dan yang kurang, punya hak yang sama, kemerdekaan tak bisa ditawar tawar lagi, berkehidupan berkebangsaan sungguh suatu anugrah Tuhan.
Nyaman menyenangakan terjadi aisan yang saling menguntungkan, hak dimiliki oleh seluruh umat manusia, dalam tataran berkehidupan, menghirup udara kebebasan, melepas kepenatan berjalan dengan luas pandang, bebas melangkah, kepastian dengan tujuan, karya cipata keagungan tuhan, keadiluhungan rasa yang dimiliki, sebagai bekal sejati mahluk yang namanya Manusia.
Sungguh suatu anugrah manusia dengan cipataanya yang maha sempurna. disanalah kehidupan tercipta keserasian harmonis menyertai kehidupan manusia itu sendiri.
Menghirup udara lepas, kebebasan menentukan arah pandang, bergerak sebebas burung terbang mengepakakan sayap, menjulang di ketinggian, melayang dengan nyanyian, kebebasan memulyakan alunan kehidupan, melangkah dengan kepastian kedamaian jadilah berkehidupan, seiring tarian nyanyian dawai tuhan.
Namaun sayang impian tak seindah dalam bayang di kenyataan, keterpurukan yang membelenggu kehidupan, tak ubahnya burung yang berjuang keluar dari sangkarnya, tak berdaya tak ada tenaga, berjuang melepaskan ikatan ikatan jeruji kenistaan, keterpurukan yang membelenggu umat manusia selama ini.
Perlu di perjuangakan sebagaimana layaknya hak hidup adalah anugrah tuhan, perlu pengorbanan memperjuangkan hak berkehidupan, namun nyata kehidupan tak berpihak pada artian berkehidupan sebagai hak hidup yang harus dijunjung tinggi. kebenaran yang hakiki mewarnai perjalanan panjang memperjuangakan hak berkehidupan,. area mewarnai panorama megahiasi bumi, berjalan teramat panjang, memiliki memahkotai kehidupan yang menyenangkan.
perjuangan tentang kemanusian sudah berabad abad lamanya, tak terbilang masanya tak terbilang waktunya, sungguh suatu teragedi mengenaskan, hingga sekarang kebenaran tentang harkar derajat berkhidupan tetaplah masih seperti itu. Tak memperlihatkan perubahan, Cuma berlaian kemasan, cerita dalam pageularan sungguh itu terjadi semnjak bumi ini berdiri hingga sekarang, keberadaanya masih seperti ini.
Kepemilikian rasa nyaman dalam berkehidupan, tak segampang membalikan tangan, terbalik dengan keagungan rasa dari kehidupan, kemilikan kesenangan dengan merampas hak hidup orang, ini yang jadi tamplan, sungguh kenistaan memasuki hamparan kehidupan di bumi Ibu Pertiwi, sungguh mengerikan, mengenaskan, terjadi melingkupi arti dari kehidupan itu sendiri, sungguh kejadian bercerita memunculkan dunia yang mencekam, ke asal negri ini didirikan, cerai berai kehidupan, peperangan mengejar tahta dan kedudukan, harta jadi pegangan sungguh cerita memunculkan wajah lamanya,. Tak tahulah apa yang terjadi… dengan negri ini..
.
Penindasan pemerkosaan hak hidup dengan cara cara yang berapliasi dengan kebenran kebenaran normatip, bentuk dan kejadian cukup gersang mencekam berbagai teragedi cukup mengenaskan, peperangan laku laku Amoral menghinggapi keadaan, teragedi kemanusian terpapar disetiap hamparan
Berbagai penindasan, pemerasan, terjadi pada lembaga lembaga yang terhormat, sungguh menyedihkan, korupsi mewabah pada berbagai unsur pengayoman, unsur pelayanan, birokrasi ketatanegaraan, unsure unsur pemerintahan, budaya penghianatan tak mengenal area, sungguh tak ada kenyamnan dalam kehidupan, sungguh tak ada sejukan bila kita dengarkan, suram pandang hidup terasa mencekam.
Pemenuhan kebutuhun dengan cara cara penghianatan, akan hakiki kehidupan itu sendiri, sungguh sudah jauh dari tujuan negara diberdirikan, sunguh sudah jauh dari penamaan arti dari kata ketatanegaraan dan pemerintahan,
Wacana di dengungkan, berbagai area dipertunjukkan, berbagai metode dibeberkan tapi nyata kebenaran tak kunjung datang,.
Apakah yang membuat manusia berbuat seperti itu..? orang berkata dikarenakan manusia tak lepas dari nista dan dosa, ada lagi yang berkata manusia tak akan lepas dari hawa dan napsu, yang merasuki ingin memiliki, napsu keluar dari cara yang dibenarkan.
kenapa seperti itu.? Pemenuhan kebutuhan dengan melukai perasaan, pergerakakan dengan menyakiti sesama, tentulah ini melukai kehidupan itu sendiri.
Perubahan pola pandang manusia melupakan tuhan, asal awal keberadaan tentulah kasih sayang, memunculkan kehidupan, kenapa kemunculan tak jadi pegangan terlahir ke bumi alam, bilakah kita lupa asal awal keberadaan, disanalah kebendaan akan jadi pemujaan, keserakahan mewarnai kehidupan.
Alam bergerak pada wujud yang nyata, capital jadi pegangan, tahta jadi agungan, realitas itu yang jadi ciri manusia berada di abad ini, semua serba kemegahan harta jadi incaran tahta jadi agungan, disanalah martabat kehidupan jadi terhinakan, ketetapan pengingkaran akan keberdaan manusia dihancurkan, disanalah hak hidup ditempatkan, kehidupan asumsi kesenagan, capital melingkupi keadaan manusia di abad ini.
Dunia terbalik dengan kenyataan, hak hidup sebagai manusia itu sama, saling puja saling kasih mengasihi sebagai mana dia berasal dan Ia dilahirkan, kenapa sekarang rasa itu hilang di keberadaan, anugrah terjajahakan karunia dihilangkan, dengan glamournya dunia kemegahan dijadikan pemujaan, berkehidupan tak ada ketenangan, suasana kebathinan di cekam ketakutan, arus mencekam di setiap keberadaan, saling terkam sesame mahluk tuhan, sunguh sudah seperti hewan. Disanalah moral bangsa sekarang ditempatkan.
Sungguh tak asing lagi, makna kehidupan tercarut marut dengan noda dan kenistaan, area kekeayaan dengan mengeruk kekayaan dengan sebesar besarnya, disanalah teragedi memilukan menghantui kehidupan, penapsiran yang jauh dari kebenaran.
Sungguh tak ada artinya, ketika kemerdekaan tak mengenyam keberdaaanya, apalah arti kemrdekaan yang sering kita dengungkan dengungkan, bila keberdaanya belum terasa. Perubahan apa yang kita harapakan dari keberdaaan bangsa ini.? kata kemerdekaan, kata dari kebebasan, tujuan kemulyaan, mensejahtrakan kehidupan, apalakah arti dari semua itu.. kata tak ada makna, .. kata tak berarti.. tak berurai di kehdiupan nyata.
Makna hidup di telantarkan, arti hidup tak terurai sungguh suatu kejahatan, bertuan tak ada tuah, kata tak berarti apa apa, tak ada perubahan sama sekali, rakyat terus dicekam ketakutan, kemiskinan merajai kehidupannya, berhaluan berubah pandang, penjajahan berlainan orang, berlainan kemasan, hakekatnya sama penindasan kehidupan, Cuma kepidahan tangan , penjajahan oleh bangsanya sendiri, tentulah sama bila arti tak berubah sama sekali, kesejahteraan sebagaimana di mandatkan, seluruh umat manusia di muka bumi.
Material jadi sumber kemunculan, penghancuran kehidupan terpampang dalam hamparan, berpandang sempit bermahkotakan si raja hutan, tentulah ini jadi problematic kehidupan dari jaman ke jaman, perdaban manusia sampai dengan sekarang, tentulah keserakahan mewarnai kehidupan itu sendiri. Memandang manusia tidaklah utuh sebagaimana keberdaannya, hanya wujud dan bukan perwujudan dari manakah Ia terlhirkan,..? dari kelahiran ia nyatakan, dalam buaian kasih sayang, ia jadi perwujudan, manusia sama terlahir seperti itu, sama terlahir dari aisan kasih saying.
Nilai nilai universal sebagaiman layaknya hak hidup dalam keberdaannya, manusia terlahir kholipah kemuka bumi, punya harkat punya kehormatan, kewibawaan, tentulah itu cita rasa yang agung, ragawi yang utuh, sebagaimana adanya, semua itu tetap sama tak ada yang berbeda.
Kebebasan dengan mengikat hak kehidupan, hidup salah menapsirkan, kebebasan jeratan kemerdekaan denga ikatan, memacu adrenalin keserrakahan serperti inlah kenyataan yang terjhadi tak ubahnya maaa lampau tetap kerangka wujud jadi symbol Tuhan..yang dijadikan masih jadi kejaran, kematian masih jadi dageulan dalam hidup masih kuat teragedi kemanusian tetap dan tak pernah surut dari kehidpan Cuma kemasan yang berlainan Cuma cara dan literature yang berbeda tujuan tetap kebendaan masih jadi tuhan.
Keadan semakin tak karuan jompng dengan keadaan, bumi tak bertuan, terisi dengan manusia manusia kebendaan menghancurkan hak kehdipuan masih terjadi sebagaman masa sebelumnya, sungguh manusia tak punya perasaan tak adakepekaan masa lalu mengilhami di masa yang sekarang.
Itu;ah kilasan bumi denga kenyatan makna kebebasan melulu dengankebendaan sungguh tak ada kenikmatan menatap masa depan bila artain kehidpan masih teragedi yang memilukan.
Gumalintang di bumi alam ngaheuyeb baralik ka Indung Bapakna
Hapunten anu kasuhun, Agung ning agung gumulung lalampahan anu diseja, ngabakti ngahiyang ngahanjuang agung ning agung kaagungan, hapunten anu di teda, rehna perjalanan parantos rengse, sakumaha pamundut tuang raka, mandat ti eyang suci pangersa gusti, Mama sepuh Abdullah Abdul Jabbar Siddiqun nu parantos ngabandaeut ngajejerkeun amanah, perjalanan perjalanan leluhur suci, tatapakan kaluhungan ngirngkeun kaningratan kasucian nu geular di bumi alam, haturnuhun sateuacanana.
Mangpirang pirang kabagyaan mangpirang pirang magpiroh, kaberkahan kasalametan, rehna rahmat sinareng salam di sanggakeun kakersan Dzattining Gusti Allah Ajja wajalla, nu mana parantos ngagumbirakeun ka sakumna alam, carancang hejo tihang, padang caang gumilir di bumi alam, ngahiyang ngabendereskeun ngoncarakeun ka Agungna alam paanjangan, alam paanjangan muja sono patepang sinareng gumilintangna kahirupan nu agng ning agung pinunjul di bumi alam.
manjatkeun puji sinareng salam kaluhungan, kahaturan tuang rama, rehna kiwari aranjeuna nu parantos ngahiyang di bumi alam, munjung sanagara manjing kaunggal negri, majeung Agung gumuluhung gumuruh di babakan Sumedang, sumeja bakti kahyang widi rehna kiwari parantos rengse lumungsurna ka bumi alam.
Babakan sumedang narogong garut, malihpir katengah bumi, nanggeuy jagat kahirupan, bari masihan terang rehna ieu alam bakal ngagolenceng, turup taneuh turup jagat malikeun pangbalikan ka bumi alam. Timimiti bakan sumedang, ngiring aub ngagoncang ngagolewang, ngagolontorkeun kokocoran di bumi alam Parahyangan.
Pasundan titisan dewata Agung, nu kengeng mihrab kabagyaan agung nu gumuluhung mukbak alam memeres di satungkabeun alam, jejeran anu teu balik ka indung, agung gumuluhung kajembaran gumilintang di akhir jaman, parantos geular kiwari nungturunan.
Jaman ngaheureta, jaman ngalingkungan, tatar sunda ngaheuyeub jagat malikeun kaluhungan, mulang tarimakeun, pancen suci kaningratan, nuluhung Agung gumilang elang kencana mihrab mihrab balik kaindung bapakna, luluhung kaagungan luhung kaningratan ngaratonan Pajajaran, kiwari unjuk sumangga, ngageular sakersana gusti nu agung nu nangtung sajagat raya, iwal gusti nu ngahiji sajatina, haturnuhun.
Mangpirang pirang kabagyaan mangpirang pirang magpiroh, kaberkahan kasalametan, rehna rahmat sinareng salam di sanggakeun kakersan Dzattining Gusti Allah Ajja wajalla, nu mana parantos ngagumbirakeun ka sakumna alam, carancang hejo tihang, padang caang gumilir di bumi alam, ngahiyang ngabendereskeun ngoncarakeun ka Agungna alam paanjangan, alam paanjangan muja sono patepang sinareng gumilintangna kahirupan nu agng ning agung pinunjul di bumi alam.
manjatkeun puji sinareng salam kaluhungan, kahaturan tuang rama, rehna kiwari aranjeuna nu parantos ngahiyang di bumi alam, munjung sanagara manjing kaunggal negri, majeung Agung gumuluhung gumuruh di babakan Sumedang, sumeja bakti kahyang widi rehna kiwari parantos rengse lumungsurna ka bumi alam.
Babakan sumedang narogong garut, malihpir katengah bumi, nanggeuy jagat kahirupan, bari masihan terang rehna ieu alam bakal ngagolenceng, turup taneuh turup jagat malikeun pangbalikan ka bumi alam. Timimiti bakan sumedang, ngiring aub ngagoncang ngagolewang, ngagolontorkeun kokocoran di bumi alam Parahyangan.
Pasundan titisan dewata Agung, nu kengeng mihrab kabagyaan agung nu gumuluhung mukbak alam memeres di satungkabeun alam, jejeran anu teu balik ka indung, agung gumuluhung kajembaran gumilintang di akhir jaman, parantos geular kiwari nungturunan.
Jaman ngaheureta, jaman ngalingkungan, tatar sunda ngaheuyeub jagat malikeun kaluhungan, mulang tarimakeun, pancen suci kaningratan, nuluhung Agung gumilang elang kencana mihrab mihrab balik kaindung bapakna, luluhung kaagungan luhung kaningratan ngaratonan Pajajaran, kiwari unjuk sumangga, ngageular sakersana gusti nu agung nu nangtung sajagat raya, iwal gusti nu ngahiji sajatina, haturnuhun.
Nalaah hirup dina alam Pa,anjangan, alam Wawayangan Geularna di bumi alam
Samangsa sacarita leleumpangan di bumi alam
Wawayangan gegeularan, cacaritaan kukumandangan
Jiga jiga heu,euh dina lalampahan, tatarekah ngenaan kahirupan
Lalagayan ngawungkulan bumi alam.
nyata hirup saukur permaianan, nu kudu digeularkeun
nyumpnan carita, naskah kahirupan.
Pageularan nu jadi sabab ayana kahirupan
mungkitu sanyatana hirup di bumi alam.
Kiwari mangsana rame, gegeularan cacaritaan
Tapi nyata nu maen teu apal peran.
Merankeun asal asalan, teu sesuai rejeung peran
Naskah nu jadi sabab permainan dina eta pageularan
Katenjo ngagaeunahkeun, kahibur nu ngalalajoanan
Kageunahan kanikmatan nu lalajo kasugemakeun
Ninggal permaian, nu teu tinggal eta dimaiankeun
Nyata permainan geus kahontal kunu ngageularkeun
Samangsa carita gegeularan
Permainan nu jadi pertunjukkkan
Ngagelar di dina alam paanjangan
Wawayangan gegelaran, cumarita kahirupan
Carita nu jadi rujukan, ngageularna eta permaianan
Ngageular teu padu geular
Ngageular ku cacaritaan
Pemain nu jadi andelan, ngaggeularkeun eta Carita kahirupan
Adegan nu jadi sabab pageularan lalajoanneun
Tapi nyata pageularan teu gamnpang dina prak prakan
Kudu make kaahlian beh bener sakumaha carit eta permaianan
Carta eta carita ngamainkeun ngageularkeun
Tetekon nu jadi sabab ayana permainan
Kaahlian ngageularkeun ngeprakeun eta dageulan
Kudu make pembelajaran menerkeun eta cacartitan
Nyungsi eta cacaritaan sangkean bener dina mainkeun
Teu sulaya dina pageularan, kaluar dina eta cacaritaan
adegan teu sesuai rejeung peran, carita nungturunan
ngageularkeun eta pertunjukkan. Kudu make anggeuran
kudu make kateguhan, kudu make kapatuhan
merankeun cacaritaan sangkan peran
sesuai rejeung naskah eta cacaritaan
geunah ditenjonam geunah kanu mainna
kitu nyata di ajar kudu khusu nelaah eta peranna
teu gampang diajar merankeun eta naskah kahirupan
kudu make kateguhan kapatuhan ngeprakeun diri nu saestuna
sangkan adegan sesuai rejeung peran dina eta permaianan.
Naskah nu jadi katangtuan, kahirupan pegaeularan
Permaianan dina ieu kahirupan,
Dina naskah nukudu jadi acuan
Beh bener dina mainkeun, teu sulaya dina merankeun
Mainkeun peran peranana matak nikmat nu mainkeun
.
Tapi nyata dina wakacana loba kalobaanna manusa kabawakeun
Ku naskah eta kahirupan, teu bisa ngamakanaan
Teu bisa ngahartikeun, teu bisa ngageularkeun
Teu geunah tetenjoan, teu geunah dedengeana
Gulindah dina eta kahirupan nukkarandapan,
hariwang kamelang nujadi sababa teu bisa ngageularkeun
Sesuai rejeung nakskah nu jadi tetekon dina eta kahirupan
Ngageular asal asalan teu make kautaman
Permainan samara bayang, teu sesuai rejeung naskah kahirupan
Katetapan teu jadi katangtuan, tetekon teu jadi rujukan
Nyata hirup m;a aya kageunahan, tatapakan mibandaan kasakitan
Katangtuan nu moal bisa di robah deui
Sanaytana manusa aya dina kawasana pangeran
Ngamaknaan permainan teu make ukuran
Teu make katetapan, kur sabatas geugeularan
Teu make katangtuan, teu make ugaran
Nyata hirup eweuh kaguenahan,
ditinggalna teu nyanam dina tetenjoan.
Wawayangan gegeularan, cacaritaan kukumandangan
Jiga jiga heu,euh dina lalampahan, tatarekah ngenaan kahirupan
Lalagayan ngawungkulan bumi alam.
nyata hirup saukur permaianan, nu kudu digeularkeun
nyumpnan carita, naskah kahirupan.
Pageularan nu jadi sabab ayana kahirupan
mungkitu sanyatana hirup di bumi alam.
Kiwari mangsana rame, gegeularan cacaritaan
Tapi nyata nu maen teu apal peran.
Merankeun asal asalan, teu sesuai rejeung peran
Naskah nu jadi sabab permainan dina eta pageularan
Katenjo ngagaeunahkeun, kahibur nu ngalalajoanan
Kageunahan kanikmatan nu lalajo kasugemakeun
Ninggal permaian, nu teu tinggal eta dimaiankeun
Nyata permainan geus kahontal kunu ngageularkeun
Samangsa carita gegeularan
Permainan nu jadi pertunjukkkan
Ngagelar di dina alam paanjangan
Wawayangan gegelaran, cumarita kahirupan
Carita nu jadi rujukan, ngageularna eta permaianan
Ngageular teu padu geular
Ngageular ku cacaritaan
Pemain nu jadi andelan, ngaggeularkeun eta Carita kahirupan
Adegan nu jadi sabab pageularan lalajoanneun
Tapi nyata pageularan teu gamnpang dina prak prakan
Kudu make kaahlian beh bener sakumaha carit eta permaianan
Carta eta carita ngamainkeun ngageularkeun
Tetekon nu jadi sabab ayana permainan
Kaahlian ngageularkeun ngeprakeun eta dageulan
Kudu make pembelajaran menerkeun eta cacartitan
Nyungsi eta cacaritaan sangkean bener dina mainkeun
Teu sulaya dina pageularan, kaluar dina eta cacaritaan
adegan teu sesuai rejeung peran, carita nungturunan
ngageularkeun eta pertunjukkan. Kudu make anggeuran
kudu make kateguhan, kudu make kapatuhan
merankeun cacaritaan sangkan peran
sesuai rejeung naskah eta cacaritaan
geunah ditenjonam geunah kanu mainna
kitu nyata di ajar kudu khusu nelaah eta peranna
teu gampang diajar merankeun eta naskah kahirupan
kudu make kateguhan kapatuhan ngeprakeun diri nu saestuna
sangkan adegan sesuai rejeung peran dina eta permaianan.
Naskah nu jadi katangtuan, kahirupan pegaeularan
Permaianan dina ieu kahirupan,
Dina naskah nukudu jadi acuan
Beh bener dina mainkeun, teu sulaya dina merankeun
Mainkeun peran peranana matak nikmat nu mainkeun
.
Tapi nyata dina wakacana loba kalobaanna manusa kabawakeun
Ku naskah eta kahirupan, teu bisa ngamakanaan
Teu bisa ngahartikeun, teu bisa ngageularkeun
Teu geunah tetenjoan, teu geunah dedengeana
Gulindah dina eta kahirupan nukkarandapan,
hariwang kamelang nujadi sababa teu bisa ngageularkeun
Sesuai rejeung nakskah nu jadi tetekon dina eta kahirupan
Ngageular asal asalan teu make kautaman
Permainan samara bayang, teu sesuai rejeung naskah kahirupan
Katetapan teu jadi katangtuan, tetekon teu jadi rujukan
Nyata hirup m;a aya kageunahan, tatapakan mibandaan kasakitan
Katangtuan nu moal bisa di robah deui
Sanaytana manusa aya dina kawasana pangeran
Ngamaknaan permainan teu make ukuran
Teu make katetapan, kur sabatas geugeularan
Teu make katangtuan, teu make ugaran
Nyata hirup eweuh kaguenahan,
ditinggalna teu nyanam dina tetenjoan.
Hak rejeung kawajiban pageularan di ieu alam
Hak rejeung kawajiban pageularan di ieu alam
Kuring ngalingkungan sakabeh alam ngadohirkeun ku kakawaasaan,..
Nyata kuring aya dimana mana, ngadohir ku ieu alamna
Ngawujud ku ieu dhohirna, hirup dina eta alam alamna
Hirup sanyatana Ngawungkulan, hirup sanyatana nu nangtukeun,
hiurp sanytana nu napakeun, ngageularkeun ieu ka hirupan
Katangtuan nu jadi sabab geularna ieu alam, tujuh lapis langit tujuh lapis bumi
Rejeung eusina, nganyatakeun ieu aya nu ngendalikeunna
Bumi katut eusina ieu pertanda kuring lahir ngawuud dina eta alamna
Ngawujud ngawungkulan ngageularkeun eta kahirupan,
Hirup nyata aya dina alam alamna, hirup nyata aya dina kawasana
Manusa pamanggul kahirupan ngawujud ngdohirkeun
Ngaleumpangkeun perjalanan, tatarekahan ngawujudkeu kahirupan
Lemah cai nujadi sabab kahirupan nungturunan, ayana kahirupan di akhir jaman
bathin bathin eta manusa nukawasa, ngaraksa eta perjalanan
nungtuluyan kahirupan, kuirng nyata aya dina di eta alamna
tapi nyata manusa teu rumasa aya hirup nusejeuna,
teu apal saha eta nu sahakna, ayana dina bathin bathin eta manusa
nyata aya nu kawasa, nyata aya nu kumawasa, ngendalikeun eta hirupna
ngadohir ngawujud jadi lakuna nu teu bias dikendalikeun ku dirina
manusa kur aku angga, mibogaan eta waruga bari eweuh kamawasa
nyata hirup kitu ayana, dina eta waruga nu kawasa, aya nu maha kawasa.
Dina raga nu teu bisa dipibanda ku eta manusa.
Kur bisa narimakun, nyukurkeun ka manteuna
Kitu peta hamba nu kumaula, teu bisa kumawsa ka diri diri
Eta manusa anu sejeuna.
Kuring ngalingkungan sakabeh alam ngadohirkeun ku kakawaasaan,..
Nyata kuring aya dimana mana, ngadohir ku ieu alamna
Ngawujud ku ieu dhohirna, hirup dina eta alam alamna
Hirup sanyatana Ngawungkulan, hirup sanyatana nu nangtukeun,
hiurp sanytana nu napakeun, ngageularkeun ieu ka hirupan
Katangtuan nu jadi sabab geularna ieu alam, tujuh lapis langit tujuh lapis bumi
Rejeung eusina, nganyatakeun ieu aya nu ngendalikeunna
Bumi katut eusina ieu pertanda kuring lahir ngawuud dina eta alamna
Ngawujud ngawungkulan ngageularkeun eta kahirupan,
Hirup nyata aya dina alam alamna, hirup nyata aya dina kawasana
Manusa pamanggul kahirupan ngawujud ngdohirkeun
Ngaleumpangkeun perjalanan, tatarekahan ngawujudkeu kahirupan
Lemah cai nujadi sabab kahirupan nungturunan, ayana kahirupan di akhir jaman
bathin bathin eta manusa nukawasa, ngaraksa eta perjalanan
nungtuluyan kahirupan, kuirng nyata aya dina di eta alamna
tapi nyata manusa teu rumasa aya hirup nusejeuna,
teu apal saha eta nu sahakna, ayana dina bathin bathin eta manusa
nyata aya nu kawasa, nyata aya nu kumawasa, ngendalikeun eta hirupna
ngadohir ngawujud jadi lakuna nu teu bias dikendalikeun ku dirina
manusa kur aku angga, mibogaan eta waruga bari eweuh kamawasa
nyata hirup kitu ayana, dina eta waruga nu kawasa, aya nu maha kawasa.
Dina raga nu teu bisa dipibanda ku eta manusa.
Kur bisa narimakun, nyukurkeun ka manteuna
Kitu peta hamba nu kumaula, teu bisa kumawsa ka diri diri
Eta manusa anu sejeuna.
Kuring ngalingkungan sakabeh alam ngadohirkeun ku kakawaasaan,..
Nyata kuring aya dimana mana, ngadohir ku ieu alamna
Ngawujud ku ieu dhohirna, hirup dina eta alam alamna
Hirup sanyatana Ngawungkulan, hirup sanyatana nu nangtukeun,
hiurp sanytana nu napakeun, ngageularkeun ieu ka hirupan
Katangtuan nu jadi sabab geularna ieu alam, tujuh lapis langit tujuh lapis bumi
Rejeung eusina, nganyatakeun ieu aya nu ngendalikeunna
Bumi katut eusina ieu pertanda kuring lahir ngawuud dina eta alamna
Ngawujud ngawungkulan ngageularkeun eta kahirupan,
Hirup nyata aya dina alam alamna, hirup nyata aya dina kawasana
Manusa pamanggul kahirupan ngawujud ngdohirkeun
Ngaleumpangkeun perjalanan, tatarekahan ngawujudkeu kahirupan
Lemah cai nujadi sabab kahirupan nungturunan, ayana kahirupan di akhir jaman
bathin bathin eta manusa nukawasa, ngaraksa eta perjalanan
nungtuluyan kahirupan, kuirng nyata aya dina di eta alamna
tapi nyata manusa teu rumasa aya hirup nusejeuna,
teu apal saha eta nu sahakna, ayana dina bathin bathin eta manusa
nyata aya nu kawasa, nyata aya nu kumawasa, ngendalikeun eta hirupna
ngadohir ngawujud jadi lakuna nu teu bias dikendalikeun ku dirina
manusa kur aku angga, mibogaan eta waruga bari eweuh kamawasa
nyata hirup kitu ayana, dina eta waruga nu kawasa, aya nu maha kawasa.
Dina raga nu teu bisa dipibanda ku eta manusa.
Kur bisa narimakun, nyukurkeun ka manteuna
Kitu peta hamba nu kumaula, teu bisa kumawsa ka diri diri
Eta manusa anu sejeuna.
Ngawujud ku ieu dhohirna, hirup dina eta alam alamna
Hirup sanyatana Ngawungkulan, hirup sanyatana nu nangtukeun,
hiurp sanytana nu napakeun, ngageularkeun ieu ka hirupan
Katangtuan nu jadi sabab geularna ieu alam, tujuh lapis langit tujuh lapis bumi
Rejeung eusina, nganyatakeun ieu aya nu ngendalikeunna
Bumi katut eusina ieu pertanda kuring lahir ngawuud dina eta alamna
Ngawujud ngawungkulan ngageularkeun eta kahirupan,
Hirup nyata aya dina alam alamna, hirup nyata aya dina kawasana
Manusa pamanggul kahirupan ngawujud ngdohirkeun
Ngaleumpangkeun perjalanan, tatarekahan ngawujudkeu kahirupan
Lemah cai nujadi sabab kahirupan nungturunan, ayana kahirupan di akhir jaman
bathin bathin eta manusa nukawasa, ngaraksa eta perjalanan
nungtuluyan kahirupan, kuirng nyata aya dina di eta alamna
tapi nyata manusa teu rumasa aya hirup nusejeuna,
teu apal saha eta nu sahakna, ayana dina bathin bathin eta manusa
nyata aya nu kawasa, nyata aya nu kumawasa, ngendalikeun eta hirupna
ngadohir ngawujud jadi lakuna nu teu bias dikendalikeun ku dirina
manusa kur aku angga, mibogaan eta waruga bari eweuh kamawasa
nyata hirup kitu ayana, dina eta waruga nu kawasa, aya nu maha kawasa.
Dina raga nu teu bisa dipibanda ku eta manusa.
Kur bisa narimakun, nyukurkeun ka manteuna
Kitu peta hamba nu kumaula, teu bisa kumawsa ka diri diri
Eta manusa anu sejeuna.
Carita Nu pinunjul di ieu alam geus aya disabehdituna
Carita punjul dina alamna ngawujud jadi bentukna
Carita aya disabehdituna ngageular alam ngamaksud tujuanna
Lain geular eweuh caritana, ngageular alam ku maksudna
Carita nu aya dina eta alamna,
Manusa kiwari geular, kituna teh ku carita leluhurna
Kanyaah dina ayana, asih kolot nu sabehdituna
Lain punjul ku di susul lain anggang ku di teang
Tapi nyata carita ngamaksud tujuan nu boga alamna.
Manusa teu apal memehna, tapi carita nungturunan dina ayana
tepi kakiwari eta carita manjing dina eta alamana
Ngabentuk ngawujud jadi laku eta pangeusina
Kitu alam manjing dina eta ayana, ngadohir ku carita nu samemehna
Ngageular Ngawujudkeun eta carita leluhurna
Manusa sanyatana apes dina hakna, ngageularkeun carita nu boga alamna
Tapi nyata kiwari manusa sombong dina ayana
Teu rumasa nyatana, hirup di geularkeun kunu boga eta alamna
Ngageular ngamaksud nu bogana, nu boga carita eta hirupna
Tapi nyata kiwari manusa loba teu rumasa, jiga wujud ku maranehna
Ngadohir ku kawasana, ngabentuk ku dayana, milampah sakareup manehna
Kitu nyata kiwari manusa geus poho kana nyata ayana.
Dibentuk diwujdkeun, dijieun dijadikeun ku kersa manteuna
Atuh nyata manusa apes di ayana, teu bisa kumawasa dina awakna
Ngadohir ku manteuna, ngawujud jadi bentukna, digeularkeun ku manteuna
Ngamaksud eta nu boga alamna.
Carita kacarita nyata kitu ayana, dijieun dijadiekeun ngawujud dinyatakeun
Ngadohir ngabentukeun carita eta nu boga alamna
Carita nu aya dina eta alamna, manjingkeun bentuk kakawsaanna
Nu boga kitu nyatana, ngahirupkeun ngageularkeun carita dina eta alamna
Mangsa mangasa caritana ngajadikeun ngadohirkeun
eta naskah bentuk caritana jadi laku pangeusi alamna
kitu nyata aya periode periodena, ngadohirkeun eta alamna
Moal apal naon maksudna nu boga, ngajadikeun ngabentukeun
ieu alam didohirkeun, ngaleumpangkeun cacaritaan
ngawujud ngadohirkeun perjalanan nu sakitu lilana
kitu nyata alam dijadikeun, kitu nyata alam dileumpangkeun
ngamaksud tujuan pangeran, ngageular ku kawasa anjeuna
Carita ka carita ngageularkeun ngamaksud tujuan
Ngieun kahirupan Neneangan duduluran,
nu sapatemon rejeung lelembutan.
Nu asih dina ayana, nyaah kadulur dulurna
Samamanis sapapait dina eta hirupna, sabagya sacilaka dina nyatana
Kitu nyata eta dulur sapileumburan, nu menang kabagyaan.
Carita aya dina alamna, nu boga nyata dina bentukna
ngajadikeun ngadohirkeun ku eta carita nu geus aya dina wakcana
gebyar alam ngageularkeun, ngadohirkeun ku bentuk lacuna
nyata laku ngawujud dina eta pangeusina
alam ngageular ku wujudna, ngabentuk sakumaha eta caritana
ku tarekah nu jadi sabab, musabab ayana eta carita, kiwari geular mangsana
tinggal kiwari alamna rame, kiwari alamna aheng ges teu make adab adaban
ngageular acak acakan teu make adab adaban, tatakrama kasopanan,
ngageular asal asalan, geus poho kana aturan, kumawasa kana eta kahirupan
mana aya kageunahan, geular ku teu make aturan, kur sakadar rarasaan
teu make ugeran, kalungguhan ngageular asal aslan, nupenting aya duitan
teu make kasucian, kakotoran nu jadi andelan, neangan tarekah kahirupan
kitu nyata kahirupan kiwari geus nungturunan carita akhir pangbalikan
Carita aya disabehdituna ngageular alam ngamaksud tujuanna
Lain geular eweuh caritana, ngageular alam ku maksudna
Carita nu aya dina eta alamna,
Manusa kiwari geular, kituna teh ku carita leluhurna
Kanyaah dina ayana, asih kolot nu sabehdituna
Lain punjul ku di susul lain anggang ku di teang
Tapi nyata carita ngamaksud tujuan nu boga alamna.
Manusa teu apal memehna, tapi carita nungturunan dina ayana
tepi kakiwari eta carita manjing dina eta alamana
Ngabentuk ngawujud jadi laku eta pangeusina
Kitu alam manjing dina eta ayana, ngadohir ku carita nu samemehna
Ngageular Ngawujudkeun eta carita leluhurna
Manusa sanyatana apes dina hakna, ngageularkeun carita nu boga alamna
Tapi nyata kiwari manusa sombong dina ayana
Teu rumasa nyatana, hirup di geularkeun kunu boga eta alamna
Ngageular ngamaksud nu bogana, nu boga carita eta hirupna
Tapi nyata kiwari manusa loba teu rumasa, jiga wujud ku maranehna
Ngadohir ku kawasana, ngabentuk ku dayana, milampah sakareup manehna
Kitu nyata kiwari manusa geus poho kana nyata ayana.
Dibentuk diwujdkeun, dijieun dijadikeun ku kersa manteuna
Atuh nyata manusa apes di ayana, teu bisa kumawasa dina awakna
Ngadohir ku manteuna, ngawujud jadi bentukna, digeularkeun ku manteuna
Ngamaksud eta nu boga alamna.
Carita kacarita nyata kitu ayana, dijieun dijadiekeun ngawujud dinyatakeun
Ngadohir ngabentukeun carita eta nu boga alamna
Carita nu aya dina eta alamna, manjingkeun bentuk kakawsaanna
Nu boga kitu nyatana, ngahirupkeun ngageularkeun carita dina eta alamna
Mangsa mangasa caritana ngajadikeun ngadohirkeun
eta naskah bentuk caritana jadi laku pangeusi alamna
kitu nyata aya periode periodena, ngadohirkeun eta alamna
Moal apal naon maksudna nu boga, ngajadikeun ngabentukeun
ieu alam didohirkeun, ngaleumpangkeun cacaritaan
ngawujud ngadohirkeun perjalanan nu sakitu lilana
kitu nyata alam dijadikeun, kitu nyata alam dileumpangkeun
ngamaksud tujuan pangeran, ngageular ku kawasa anjeuna
Carita ka carita ngageularkeun ngamaksud tujuan
Ngieun kahirupan Neneangan duduluran,
nu sapatemon rejeung lelembutan.
Nu asih dina ayana, nyaah kadulur dulurna
Samamanis sapapait dina eta hirupna, sabagya sacilaka dina nyatana
Kitu nyata eta dulur sapileumburan, nu menang kabagyaan.
Carita aya dina alamna, nu boga nyata dina bentukna
ngajadikeun ngadohirkeun ku eta carita nu geus aya dina wakcana
gebyar alam ngageularkeun, ngadohirkeun ku bentuk lacuna
nyata laku ngawujud dina eta pangeusina
alam ngageular ku wujudna, ngabentuk sakumaha eta caritana
ku tarekah nu jadi sabab, musabab ayana eta carita, kiwari geular mangsana
tinggal kiwari alamna rame, kiwari alamna aheng ges teu make adab adaban
ngageular acak acakan teu make adab adaban, tatakrama kasopanan,
ngageular asal asalan, geus poho kana aturan, kumawasa kana eta kahirupan
mana aya kageunahan, geular ku teu make aturan, kur sakadar rarasaan
teu make ugeran, kalungguhan ngageular asal aslan, nupenting aya duitan
teu make kasucian, kakotoran nu jadi andelan, neangan tarekah kahirupan
kitu nyata kahirupan kiwari geus nungturunan carita akhir pangbalikan
Cainjur Anu Kamashur
Pasundan titisan agung, nitis netes kadewataan,..
Parahyangan kota Agung kota kaluhungan nu balik ka indung. Kalungguhan ajeg tinemu, pamake agung kasawatara, kakoncara kajalanapria, satria nu teu dipunjulkeun di bumi alam, nyatrina dina eta kahirupan nerehna di kahandapan samangsa cacaritaan samangsa jajadian dijadikeun kunu maha agung, kasucian nitibanan ningratna kamanusian, ngageularkeun ngunjukeun ayana kahirupan diakhir jaman. bumi alam hyang bumi agung, nuju kaagungan nuteu benang ditongtolerkeun ngawujudna di bumi alam, pamangku ning agung kaluhungan, kalungguhan pamadegan nu tinggal pinunjul, kahegaran kacaangan, ngemprayna ka bumi alam, bumi panyileukan tempat titisan, tatar sunda kahegaran, kaagreng kasabala kota, caang kasabalatara negri, ahengan kakoncara ka saban kota.
Priyayi priyayi gusti nu mehbarna kajagat nagri, jagat raksa nu ngageular moncorong ka bumi alam, ngagegeurkeun pangeusina, ngagentarkeun bumi alamna, jagat jagat kahirupan harudang, bari sasambat, duh gusti abdi tinepangan, sumangga geura geularkeun, ngahegarkeun lelembutan ngajembarkeun paraosan, nu nembe dipedarkeun, ngaleumpangkeun kasucian leleumbutan nu ngawadian, jagat panggih rejeung jangkarna, hirup rejeung kahirupanna, hirup rejeung sugihna, patepang rejeung asihna, ngaisana ka bumi alam Pasundan.
Nangtungkeun jagat kaluhungan, pamangkuna bumi alam, paseukna kahirupan, nu ngawengkuan bumi alam, pamangku agung ku tangtung, pamadegan kaningratan, pasundaan kadewataan, kaagungan kaningratan nu nananggeuy bumi alam., bumi alam parahyangan kumpulan dewata agung, karajaan nu agung ning agung kiwari pada ngantosan, titisasan dewata raja sunda, raja galuh kalungguhan, kiwari ngantosan, sumangga geura geularkeun, nu ngaratuan di akhir jaman kiwari abadi sumeja bakti, ngantos widi kersa gusti, nitis netesken kaagungan ka ieu alam, abdi sadaya sumeja bakti.
Kiwari mangsana rame nu ngaku ngaku tururnan ningrat, raja sunda Pajajaran karatonan kadewataan, karajaan anu luhung nu umangku ngaisna jagat, ngaisna bumi dina geularna karatonan karajaan Pajajaran, di akhr jaman, kiwari pada ngantosan, menak menak dikota pada peryoga, ngantosan paduka tuan raja nu hiji hiji geular di bumi alam, titis tulis batu tulis nu ngageular nungarajaan di akhir jaman, boh di kota boh anu di desa, paleumburan nu ngahibarkeun kamshuran karajaan di akhir jaman.
Tanah pajajaran ratuna kadewataan, rajana manusa nu luar biasa, dewana para dewata, kahiyangan tatar kaagungan tatar sunda kadewasaan, anu luhung rajana sakabeh alam, nunangtung di bumi alam, menang pangkat kadewataan, pangkat kaningratan, kiwari bade digeularkeun.
Samangsa sacarita ieu leumbur tos sagala peryoga, Kantun ngantos paduka agung ning Agung muka alam paanjangan alam panitisan, totosna di akhir jaman, subur makmur ngageumahkeun tatar tanah Pasundaan, tanah leluhur kadewataan, nu suci kaagungan kaningratan di sakumna alam.
Ngantri ngabakti sumuhun dawuh kakersana guti, kiwari kantun di geularkeun, ngageular ku sakeursana, ngahudangkeun saborojolna pamundut gusti sakersana, sadayana manut kalayan uwuk salam, mangga sumangga dihaturkeun digeularekun dina waktosna, mundut kutatanghar dina nungturunan kahirupan di yaumil akhir,
Langkah maju sadulurna, langkah tegap eta dirina, ngahiang ngahiberkeun ngaitkeun ati pasatemon rasana, dulur dulur di palemburan kiwari bagya ayana, nuju nojo pangbalikan ngahudangkeun rasa kamenakan ningrat kamanusian, Cianjur nungtururnan manjangkeun menak kaningratan kahirupan nu mawa kahegaran kamakmuran geularna d bumi alam.
Cianjur titisan dewata agung, ngahiang nyapulatarikeun, ngantosan ngajeumbarkeun, ngajemput nyugemakeun ngabagyakeun, kadongkapan pejuang agung geularna di bumi alam, moro julang ku aseupan, panganggesan pangbalikan tilarna dibumi alam, manggihkeun tatapakan manggihkeun duduluran kiwari urang bagyakeun.
Nalika ngait kana ati nyumponan kana rasa ngabangkitkeun kana raga.
ngajembarkeun tatanan kahirupan nu ngamulyakeun, ngudag ninggal kaayaan di akhir jaman, ngudag pangaisan nu jadi indung bapana sapiduluran kiwari geus ngumpul dina mihrabna anu mulya, paduduluran ngahibur bari ngahiyangkeun, kidung kidung agung kalungguhan, kiwari urang kampung pada nojo pada nuju kampong pangbalikan.
Saleuleumbur urang makmurkeun, kiwari mangasana hade narekahan mapatkeun kahudang kaingeutkeun, kiwari urang gelarkeun, ngahiberkeun eta rijkina ngahudang raja laksana mukakeun agung panunjukna ngahudang indung bapakna, kiwari agung gumuluhung nu jadi indung kiwari ngadeuheus matak era saban desa matak era saban nagri, urang lembur ujug ujug bisa hibeur ngapung ngawung ngawung kapileumburan anu subur, ngamakmurkeun alam ngajeumbarkeun kahirupan bahterana hirup di ieu alam.
Langganan:
Postingan (Atom)