Terkesan salah arahan, mengais rijki dengan salah asuhan, jadilah negri kesusahan
negri yang subur tak ada panduan, berjalan tak ber,iramakan, terus menelan kepahitan
negri yang makmur tak ada untaian, negri yang subur tak ada kejujuran maka teruslah kelelahan
sekuat tenaga membangun negri, sekuat tenaga membangun bangsa tapi nyata :
negri yang merdeka rakyatnya cukup menderita.
Republik hanya isapan, kesatuan hanya kiasan, panduan tak ada Tuhan
kenyamanan didengungkan, kesejahteraan di ucapkan tapi nyata menambah penderitaan
kekuasaan tanpa penguasaan, penguasaan tanpa idialitas tentulah kehancuran mewarnai kehidupan
simbol hanya semata kiasan, bertajukan negri yang punya peradaban.
Tapi nyata negri yang beradab tak memunculkan harapan tak memunculkan kegairahan
tumpang dengan keadaan realitas pengisi negri kesusahan, apalah kiasan yang sering didengungkan
pemoles napsu keserakahan, mengeruk kekayaan, memperburuk keadaan.
bercerita kesejahteraan bercerita kemakmuran, kejahteraan hanya pemegang kekuasaan.
Ada apakah dengan negri ini ..? nyanyian nyaring dialunkan
kidung indah didendangakan, tapi nyata keindahan baru sebatas ucapan
kidung kidung indah baru perhelaan, orang haus kekuasaan
Pemikiran berkembang sesuai arus peradaban, tapi nyata yang beradab tak kelihatan
bermimpi arus tenang, bercokol dengan keserakahan kemunapikan menghancurkan kehidupan
bercokol tak berkelit, sastra sastra nan indah didendangkan, beradu empati beradu manis
tapi nyata yang manis tak berkelik, yang manis sunggguh terasa menyakitkan.
Pengelolaan kenegaraan dengan campur tangan, pengelolaan kenegaraan dengan keserakahan
menambah kehancuran peradaban. kemakmuran hanya simbol simbol penghias kehidupan.
kemakmuran hanya penghias penguasaaan. kesuburan tentulah isapan, kehancuran dari keberadaan,
Kemakmuran hanya serpihan, kemasan keindahan menutupi keadaan, borok luka yang tak bisa disembuhkan
kemakmuran hanya bagi mereka yang mengatasnamakan, pejuang kenegaraan.
kesejahteraan jadi acuan, kesucian jadi panduan, pengelolan kebejadan.
berjubah hitam berkemja putih, cuma sayang berkemeja tak berbusana. berbaju tak berkerah,
hanya secercah cerah yang saat itu juga lantas musnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar