Jumat, 19 Agustus 2011

Hanya Untukmu Teman.. pengais bumi nusantara nan jaya

Terlahir dengan suka, terlahir dengan duka, sukalara menghinggapi cita dan asa bergetar memagari, memayungi kehidupan nan sejati. pada alibi yang berbeda. pada kasta tak ada senja, bergulir semakin kencang, getaran tak terurai, bait bait cinta semakin rapuh, dengan semesta yang tak ada cinta, cukup sudah manusia terpenjara.

sejenak ku teriak, sejenak ku ludahi, terperanjak dengan nyata, yang berpihak pada suka yang jadi buta, sungguh sang maha adikuasa telah berpihak dan untuk menjejaki kehidupan yang terpatri, salut dengan yang maha adikuasa berpihak dengan jejak dan akurat.

Yang tak habis pikir kenapa juga ada yang tertidur, tak jadi nyenyak bila ku tatap, tertidur tersungkur malu dengan kalam yang jadi bisu, dengan sanjak yang berpihak, dengan ilmu yang maju berani, dengan kehendak, apa adanya di tawarkan,.. apa adanya disiarkan,... tapi nyata sungguh terperanjat, pengisi alam tak berpihak., kenyataan kenyataan inilah barangkali yang dikatakan telah terceburkan diri pada arus nista dan dosanya manusia.. gelap mewarnai terang menyelimuti kegalauan semesta ragawi.

Aku sungguh berpulang kepada sang maha kasih, berpetualang dengan sang maha bijak, melepas tercurah dengan segala yang pernah ku pijak, sekarang tiba waktunya tiba masanya terang menyelimuti kegelapan, menyiangi arus berkepanjangan jadilah terang,,

Disisnilah dimuka bumi itu sekarang... menghinggap keberadaan kita di semesta raya.. sungguh usang kejadian yang sekarang, terbang menyelimuti melingkari angkasa yang belum pernah terjamahakan. ada apakah dengan sang maha bijak..?,, sedahsyat itukah bumi berputar, sedahsyat itulahkah bumi berjalan? tanpa bayang tanpa kelembutan sunguh usang kejadian mewarnai kehdiupan alam jagat raya,,

Apa yang harus ku simpan dalam sepi dalam keheningan jiwa, dengan serta merta alam yang mereka, menyiangi kehidupan bumu kita, seutas tali kau simpulkan seutas tali ku ayunkan, sebening sanjak ku alunkan, uraian berwujud dikenyataan, tapi nyata kehidupan sungguh tertlunta lunta menarik benang kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar