Misteri bumi....
Tercengang masanya nanti
menghujam mengiris bumi
bertabur aroma kembang
sejati misteri bumi itu terjadi
berlinangkan air mata, duga itu terjadi
misteri menggenapi, rupa bumi yang Asri
mengemuka dan bukan mimpi
sungguh itu anugrah yang Maha Suci
memamerkan keindahan
aroma kembang mewangikan
bertabur intan berlian
sungguh sejati Tuhan
saatnya tiba, bumipun memamerkan
angkara murka menghabiskan
seluruh kejahtan dan kebiadaban
itupun jadi tayangkan yang memilukan
gejolak panas menghinggapi, aura hitam menengelamkan
dimana bumi terjadi, hinggap kelam bisu tak ada jawaban
dimankah kita sekarang? dimanakah asa kau simpan
hingga siang dan malam, dsimankah kau pertemukan?
usai sudah hari itu, usai sudah makna hari, makna bumi
tersimpan dalam benak hati dan bumi itu sendiri.
Tabuh genderang dipamerkan
gejolak bumi kian curam, tajam panas diperlihatkan
menggelorakan mrnghancurkan peradaban
kehidupan terkapar terbujur kaku, luka luka lama diperlihatkan
betapa keusangan menghampiri penderitaan berkepanjangan
saat itulah,.. saat itulah....
bumi menggoyangkan menghancurkan memaparkan keberadaannya
mengkoyak seluruh yang ada menghancurkan semesta raya
jagat bumi luluh lantah, semesta raya tiada, derita lara menghingapi
kehidupan bumi itu sendiri,
saat itulah...saat itulah..
selongsong kemenangan dirayakan bagi manusia yang beriman
menyambut pesta kemenangan menyongsong kehidupan yang baru
memulai mengawali,..puja puji semesta berbakti
pada wujud tuhan yang satu,..menyertai kepergiannya
memahkotai bumi itu sendiri.
disebagian yang lainya
keluh kesah dirasakan, betap hidup ada dalam penyesalan
berawal tak memikirkan, saat inilah dinyatakan
betapa kebenaran itulah yang jadi kemenagan
sunguh kemungkaran sakit berkepanjangan
awal Ia berjalan memulai keberadaanya
introgasi seribu tanya, betap kemungkaran itu sungguh menyakitkan
penyesalan berkepanjangan, evaluasi hidup tak dilakukan
dalam alam yang sebentar, dalam bumi itulah yang jadi kelailean.
tak kuasa dengan dosa, tak kuasa dengan yang ada
saat inilah itu nyata, betapa aku murka dengan kenyataan yang ada
berita itu luar biasa. pesan itu nyata, kenapa hari itu aku buta
dengan yang nyata, dengan fakta, yang ada mengitari bumi dimana aku berada
betapa tuhan sang maha pengasih memulyakanku, betapa Tuhan sang pengasih
mengasihi akan keberadaan dan kenyataanku di saat itu.
penyesalan tiada arti, penghujatan tak dimengerti,
sungguh hari ini musibah yang disadari, malapetaka yang dimengerti
ini sungguh hari yang dijanjikan, malapetaka yang dihidupkan,
menghinggapi khidupanku di saat ini, terkapa terbujur kaku
lemah bisu tak ada arti, betapa penyesalan itu sulit pungkiri
dimana bumi itu terjadi menghampiri kehidupan jagat raya sejati
bagaimana yang terjadi, dari masa awal berdiri
hingga kau memulai, saatnya nanti.itu pasti terjadi.
disitulah,, saat inilah..kita harus tersadar, betapa kemulyaan
betap kasih Tuhan yang tak pernah sepi, dari surutnya kehidupan itu sendiri
mengitari khidupan dari bumi, dimana kita berdiri
awal kau berjalan awal kau memulai.
mengakhiri itu.... sejatinya kehidpan bumi itu sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar