Rabu, 11 September 2013

Asa yang panjang dalam Kasih Tuhan

Kemana aku melangkah, kemanapun aku salah
selangkah demi selangkah, aku tertitah titah
melangkah dan terus melangkah, terkadang aku salah arah
hari ini aku terhujat, dan hari itu pula aku teringat
masa terberat, masa yang melelahkan
betapa di hari itu, berat melelahkan lemas dirasakan
hidup tak karuan, salah arah dan salah arah kurasakan

setahap demi setahap aku bangkit. selangkah demi selangkah
kudapatkan kejelasan, seceharap secercah terang,
bangkit dari kegelapan, tapi nyata ingatan terus melilit di kehidupan,

derita menghimpit bumi, terhimpit sesak kuraskan  
aku terdiam malu aku terdiam membisu, manakah yang aku cari
tak jeulas kurasakan, tak karuan ku tanyakan
tak nyaman dikehidupan.

seiring perjalanan, seiring diperhelaan, isak tangis tak tak dapat di bendung lagi
sia sia aku berlalu, sia sia ku tangisi, derita melingkupi bumi
mengitari semesta  raya, berpadu dalam kebisuan Ibu.
dimanakah ku temukan.. dimanakah kudapatkan, seiring perjalanan
tak tahu apa yang dapat kusampaikan, mengadu pada Ibu menghujah ayah kandung
teringat akan masa laluku, terbilang dari sekarang, aku harus berterus terang

kepada siapakah aku bertanya, kepada sipakah aku harus berterus terang
dalam ingatan tak ketemukan, dalam pemahamn tak kudapatkan,
hanya secercah harap dapat ku bayangkan, indah nian bersanding dengan Tuhan.

aku terus mencari, aku terus melangkah walau tak memungkinkan
secercah harap dapat kusampaikan, sekian lama aku berbaring
sekian lama aku teriring, nyanyian merdu masih nyaring ku denganrkan

walau masa sering terhujat, walau masa sering ber,ayun
selangkah demi selangkah, masanya pastilah ku dapatkan
nyanyian merdu kudapatkan seruling indah kuraskan
hari inilah kepastian, yang terhujat masanya lenyap
ku bangun terus ku bangun, seindah kartil istana,
yang mewah segeralah tiba, menghujam gemerlap dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar